Gapoktan Tebu Tulungagung-Blitar-Trenggalek Pakai Urea-NPK Pelangi, 1 Ha Hasilkan 100 Ton
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Seperti apa tanah yang ada apa sih organiknya, kurang atau ph-nya kurang atau hara makro dan mikronya kurang. Merubah paradigma tanaman semusim tebu, menjadi tanaman setahun dua kali," ulasnya.
Gapoktan Tebu telah melakukan study banding ke Negara Kuba. Pola tanam di sana seperti membuatkan danau di dalam tanah. Dimana mencekam air di dalam tanah itu setiap 1 kilo tanah bisa menyimpan 4 liter air.
"Itu cukup untuk perkembangan tebu. air yang kedua kita buatkan topsoil tanah itu kedalaman tanah yang subur. Kita tahu tebu mempunyai dua musim, kemarau dan hujan," ulasnya.
Dikatakannya, saat kemarau ada cekaman air, tanah tetap lembab membuat tanaman akan berkembang sesuai dengan perkembangan akar dan perkembangan batang daun.
Sedangkan model penanaman jarak tanam yang dari pusat ke pusat (PKP) jarak tanam minimal tebu milik Gapoktan 150 cm. Padahal kalau orang Indonesia berbicara petani-petani kota tabu hanya 120 sampai 110 cm.
PT Inti Rosan Makmur Sejahtera mengarah akan membuat skala tanam berkelanjutan. Yaitu pola tanam berkelanjutan dengan pola tanam 1 tanam 2 dan membuat satu sistem teknologi baru. Setiadi mengatakan bahwa kita nanti dalam proses membuat tata kelola tanaman tebu yang standar baku teknis yang benar.
Sehingga harga ini mengikuti harga gula standar baku, rendemen yang ada di air nira. Semakin manis, semakin tinggi untuk rendemen. Dengan Pupuk Non Subsidi, keuntungan petani menuju Protas (produksi dan kualitas) tebu yang standar teknis dan tebu yang standar teknis dan baku giling semakin besar.
"Itu yang kita cita-citakan menuju swasembada 2028, kita bekerjasama dengan petani pengrajin gula di wilayah 100 tadi. Kita petani kita ajak edukasi kita sama-sama untuk bergiling selama 12 bulan dan 24 jam," ujarnya.
Pria asal Blitar ini mengaku anggota yang berada di pengolahan brown sugar yang sudah masuk di bagian atas 180 orang dan di dalam 80 orang. Sedangkan yang masuk verifikasi dalam Gapoktanteb ada 2.000.
Jumlah tersebut tersebar di 3 kabupaten yaitu Blitar, Trenggalek dan Tulungagung. Hal ini dilaukan karena sistem pengelolaan petani untung dan pabrik juga untung. Pun memang membangun kluster di bidang edukasi untuk memenuhi kebutuhan lokal, baru akan merampah ekspor jika sudah tercukupi kebutuhan.