Senin Depan, Prasasti Lawadan Bakal di Pindah ke Museum Tulungagung

Museum Tulungagung menyimpan benda cagar budaya
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

JatimPrasasti Lawadan merupakan penanda hari lahir Kabupaten Tulungagung yang setiap tahun diperingati mengacu dalam sebuah prasasti tersebut pada tanggal 18 November 1205 tahun Masehi dengan di dalamnya memuat 'Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa'.

Ratusan Personel Polisi Disiagakan Jelang Debat Pilbub Tulungagung

Rencananya prasasti ini bakal dipindah ke Museum Tulungagung pada Senin, 13 November 2023. Sebab, selama puluhan tahun prasasti dengan karakteristik Batu Andesit memiliki tinggi 152 cm dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 76 cm, serta memiliki ketebalan 28 cm berada di lokasi PT Industri Marmer Indonesia Tulungagung (IMIT) tepat beralamatan di Jalan Raya Gamping Popoh Desa Besole Kecamatan Besuki. 

"Insyaallah Senin jam 7 dimulai, di Museum Tulungagung pak," ujar Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Winarto saat dikonfirmasi, Sabtu, 11 November 2023.

Dilarang Bawa Jeruk! Ini 3 Fakta dan Misteri Pantai Kedung Tumpang Tulungagung

Penelusuran Viva Jatim, prasasti ini sudah terdaftar di Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi sebagai benda cagar budaya dengan nomor SK 188.45/407/013/2020 tanggal 28-12-2020.

Prasasti Lawadan awalnya adalah suatu penghargaan dari Raja Daha terakhir, yaitu Paduka Sri Maharaja Sarwweswara Triwikrama Watara Nindita Srengga Lancana Digjaya Tungga Dewanama atau lebih mashur dengan sebutan Sri Kertajaya.

Ada Wahana Paddling di Wisata Waduk Wonorejo Tulungagung, Cek Tarifnya

Atau Raja Kertajaya yang waktu itu berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan kepada raja. Hal itu terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha, Prasasti Lawadan memiliki tarikh Saka 1127.

Lalu, prasasti ini menunjukkan pemberian status kaswatantran atau perdikan (sima) kepada duwan di Desa Lawadan, yang berisi berbagai pungutan pajak dan penerimaan berbagai hak istimewa.

Berikut karakteristik Prasasti Lawadan berasal dari secara fisik berbentuk lempeng batu besar, memiliki bentuk akolade pada bagian atas. Sementara pada sisi bawah terdapat cetakan persegi selebar 30 cm yang diduga semacam pasak yang ditancapkan pada batu pasangan di bawahnya.

Sedangkan dalam prasasti Lawadan sendiri menggunakan jenis aksara Jawa Kuno periode Jawa Timur awal. Keadaan aksara yang terpahat tidak sedikir yang tidak terlihat dengan jelas, lantaran kondisinya yang sudah aus. Berdasarkan pengamatan yang ada, terlihat pahatan hurufnya cukup rapi.

Huruf terpahat di batu prasasti membentuk pahatan ke dalam memiliki rata-rata huruf sekitar 1 cm dan kelebaran huruf yang aksara lebar sekitar 1,5 cm. Total baris di depan prasati sebanyak 30 baris, lalu di bagian belakang terdapat sebanyak 28 baris. 

Lancana yang berada di prasasti sudah tidak terlihat lagi, sebab kondisi batu sudah aus, tetapi masih terlihat lokasi penggambaran lencananya. Yaknu berupa bulatan dengan diameter sekitar 25 cm secara vertikal dan 29 cm secara horizontal.