Semangat Membangun Desa Wisata di Tulungagung Mulai Redup

Salah satu BUM Desa yang dikelola
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –Desa Wisata di Tulungagung dari hari ke hari kian redup. Ada beberapa yang masih bertahan dengan segala tantangan untuk terus berinovasi dan melakukan berbagai upaya untuk menarik perhatian pengunjung. Salah satunya adalah Nangkula Park yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Kendalbulur di Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.

95 PPK se-Tulungagung Dilantik, Tugas Pilkada 2024 Menanti

"Ya tidak mungkin bisa eksis desa wisata, paling satu tahun dua tahun, setelah itu redup lagi. ya ini bisa kita bisa hirung dengan jari kondisi bagaimana kondisi di tulungagung ini," ujar Kepala Desa Kendalbulur, Anang Mustofa, Senin, 13 November 2023.

Menurut Anang, jikalau berbicara desa wisata tidak bisa tanpa tangan panjang dari pemerintah daerah. Karena desa wisata ini harus didukung juga industri wisata yang ada di kabupaten.

Indahnya Pesona Laut yang Tersimpan di Balik Bisingnya Kota Industri Gresik

Ia mencontohkan berbicara kalau di Kota Batu, Kota Malang dan Jogja adalah daerah yang industri wisata sudah berjalan. Karena dikatakan Anang pada prinsipnya tidak mungkin hanya satu desa disitu terbaik mendukung industri yang ada.

"Karena desa wisata sebagai pendukung dari destinasi wisata istilahnya icon daerah disitu. Seperti di Kota Batu, sebagai industri wisata, desa-desa wisata sebagai pendukung dari industri wisata. Tanpa ada program yang baik, pendampingan maupun program pemetaan desa desa wisata, khususnya yang ada di Tulungagung," paparnya.

Komitmen GISLI Tulungagung Bantu Program Pemerintah Jadi Poros Maritim Dunia

Pengunjung tengah asyik menikmati spot foto di Nangkula Park

Photo :
  • Madchan Jazuli/ Jatim Viva

Anang mengaku, saat ini di Tulungagung belum bisa maksimal dalam pendapingan maupun dukugan melalui alokasi anggaran. Pasalnya, di daerah lain sudah menerapkan dukunga penuh dalam rangka menciptakan ekosistem yang saling melengkapi.

"Karena kita tahu di Tulunggaung kita mohon maaf seperti BK (Bantuan Keuangan) untuk Desa wisata tidak ada, bandingkan di BK Mojokerto untuk desa wisata itu bisa 3 sampai 4 miliar," ulasnya.

Alumnus Universitas Tulungagung ini berharap ada perhatian untuk mendukung desa wisata ini supaya bisa eksis. Sebab di Pemerintah Pusat ada 7 kementerian yang menaungi, sehingga seyogyanya di daerah pun seperti demikian.

Sementara, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa dalam proses branding desa wisata sangatlah penting. Ia mencontohkan seperti di Jember, proses digital promotion bagus. Sebagian selain proses digital promotion, kadang-kadangsetiap desa wisata paling tidak dua minggu sekali harus ada icon yang baru harus ada angle-angle baru.

"Jadi orang tidak bosan datang dia datang (lagi). Ada angle baru kenapa yang instagramable itu cepat sekali dia tersiarkan? Itu yang harus terus dikuatkan oleh komunitas di desa," ulas Khofifah usai membuka Jambore BUM Desa di Tulungagung.

Perempuan yang pernah menjadi Menteri Sosial ini menambahkan salah satu contoh di Pujon Kidul yang telah diluncurkan sejak tahun 2016. Sekarang ini luar biasa Pujon Kidul Kabupaten Malang telah mengalami perubahan sesuai zaman. Selain menyuguhkan keindahan alam, uga mempunyai marketing agar bisa menarik pengunjung agar kembali lagi.

"Harus ada sesuatu yang baru supaya orang pulang pun ada cerita ayo ke sini. Karena ini ada yang menarik dan seterusnya," tandasnya.