Santri Masa Kini: Antara Kitab Kuning dan Coding
- Viva.co.id
Begitu pula di Pesantren Tebuireng, Jombang, yang meluncurkan program Digital Santri bekerja sama dengan startup teknologi. Para santri diajarkan membuat konten edukatif dan menyebarkan dakwah di dunia digital dengan cara yang kreatif dan positif.
“Tujuan kami bukan sekadar menjadikan santri melek teknologi, tetapi juga membentuk mereka sebagai pelaku dan pemimpin transformasi digital,” kata Hudaemi, koordinator program Santri Digital Nusantara di bawah Kemenkominfo.
Meretas Batas: Ilmu Dunia dan Akhirat
Santri masa kini tak lagi melihat dikotomi antara ilmu agama dan ilmu modern. Mereka menyadari bahwa keduanya bisa berjalan beriringan, saling menguatkan. Coding pun tak hanya dipelajari sebagai skill teknis, tetapi juga sebagai sarana ibadah dan kontribusi untuk umat.
Beberapa santri bahkan mulai mengembangkan aplikasi digital Islami seperti jadwal sholat, kitab digital, aplikasi zakat, dan platform belajar ngaji online. Mereka menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan akar keilmuannya.
Seperti dikatakan oleh KH. Mustofa Bisri, “Santri itu harus bisa hidup di langit dan di bumi. Faham agama, tapi juga melek zaman.”
Tantangan dan Harapan