Makna Lampion dalam Hari Perayaan Waisak, Simbol Kebangkitan dan Pencerahan
- Istimewa
Jatim –Hari Waisak merupakan hari besar umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan parinirvana (wafat). Salah satu simbol yang seringkali diidentikkan dengan perayaan Hari Waisak adalah lampion.
Lampion memiliki makna yang dalam dan sarat dengan simbolisme yang berkaitan dengan kebangkitan dan pencerahan. Berikut ini adalah beberapa makna lampion pada Hari Waisak.
1. Pencerahan Batin
Lampion pada Hari Waisak melambangkan pencerahan batin atau pencerahan pikiran. Dalam ajaran Buddha, pencerahan adalah saat ketika Siddharta Gautama mencapai pemahaman yang mendalam tentang alam semesta dan jalan menuju pembebasan dari penderitaan. Lampion yang dinyalakan secara harfiah dan simbolis mewakili cahaya pencerahan yang menerangi jalan spiritual.
2. Kebangkitan dan Transformasi
Lampion juga melambangkan proses kebangkitan dan transformasi. Seperti lentera yang menyala di tengah kegelapan, lampion pada Hari Waisak mengingatkan kita akan potensi kita untuk bangkit dari kegelapan kehidupan menuju kecerahan dan kedamaian. Lampion menggambarkan perjalanan spiritual yang melibatkan penyingkiran kegelapan dalam diri kita sendiri dan munculnya cahaya yang memancar.
3. Simbol Kebaikan dan Kasih Sayang
Lampion pada Hari Waisak juga mewakili simbol kebaikan dan kasih sayang. Dalam ajaran Buddha, penting untuk mengembangkan cinta kasih dan kebaikan terhadap semua makhluk hidup. Dengan menerangi lampion, umat Buddha mengungkapkan niat mereka untuk menyebarkan cahaya kasih sayang kepada semua makhluk di dunia ini.
4. Menghormati Ajaran Buddha
Lampion juga berfungsi sebagai penghormatan terhadap ajaran Buddha. Dalam perayaan Hari Waisak, umat Buddha membawa lampion sebagai penghormatan kepada Siddharta Gautama dan ajarannya yang membawa pencerahan dan jalan menuju pembebasan dari penderitaan. (jra)