Profil Mahfud MD, Masa Kecil hingga Kini Jadi Cawapresnya Ganjar
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – PDIP mengumumkan figur bakal cawapres yang akan mendampingi bakal capres Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024. Dia adalah Mahfud MD. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, Menkopolhukam itu dipilih setelah mempertimbangkan secara matang.
Merujuk pada buku Biografi Mahfud MD; Terus Mengalir karya Rita Triana Budiarti, Mahfud MD dilahirkan di Sampang, Madura, Jawa Timur, pada hari Senin, 13 Mei 1957, dari rahim Siti Khadijah, istri dari Mahmodin. Saat itu, Mahmodin dan istrinya tengah berdinas sebagai pegawai negeri di Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
Begitu lahir, bayi laki-laki itu diberi nama Mohammad Mahfud. Mohammad diambil dari nama Nabi Muhammad, sementara Mahfud berarti ‘terjaga’. Mahfud adalah putra keempat dari tujuh bersaudara. Kepercayaan orang Madura saat itu, bila anak di urutan tengah adalah laki-laki, maka kelak dia akan jadi orang besar.
Mahfud kecil tumbuh di lingkungan taat beragama. Ia juga diajari sopan-santun secara keras. Satu waktu di rumah Mahfud ada tamu. Mengajak adiknya, Hunainah, Mahfud kecil keluar mencari perhatian si tamu agar diberi sangu. Kebiasaan orang Madura, tamu akan diberi uang apabila di rumah ahlul bait ada anak kecil.
Setelah si tamu pulang, Khadijah memanggil Mahfud dan memarahi Mahfud. Khadijah menasihati anaknya agar tidak mengulangi tingkah seperti itu lagi. Mahfud dihukum dengan cubitan dan ditakut-takuti tidak akan diberi makan. Mahfud meringis lalu lari ke kebun. Sambil mengusap kulit pisang, ia berujar, “tidak sakit, kok.”
Mahfud kecil juga dididik keras soal agama. Karena di Madura, tentu saja ajaran Islam yang ditanamkan orang tuanya ialah Islam ala NU. Ayahnya, Mahmodin, adalah teladan dalam hal itu. Ia juga pecinta kiai dan ulama karena itu sering sowan. Setiap sowan ke kiai, Mahmodin selalu membawa serta Mahfud kecil. Dari situ Mahfud banyak tahu tentang kiai dan NU, juga menyerap ilmu agama dari mereka.
Begitu sampai waktunya, Mahfud MD kemudian disekolahkan orang tuanya di SD Waru, Kabupaten Pamekasan. Di sana ia hanya belajar sampai kelas 3. Setelah itu, ayahnya mengirim Mahfud nyantri di Pondok Pesantren Somber Lagah, Tagangser Laok, Kecamatan Waru, Pamekasan, yang diasuh oleh Kiai Mardhiyyan.