Terbesar di Asia Tenggara, Koding Next Hadir untuk Anak-anak Surabaya
- Andrian/Viva Jatim
Jatim – Koding Next, sekolah coding terbesar di Asia Tenggara untuk anak usia 4-16 tahun, hadir di Surabaya. Grand opening ceremony dilakukan di Jalan Arief Rahman Hakim 189-191, Keputih, Kecamatan Sukolilo, Sabtu 12 November 2022.
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Co Founder dan CEO Koding Next, Mateusz Rybinzki bersama Official Partner untuk Koding Next East Java, Isaac Munandar.
Acara dibuka dengan penampilan dari Dancing Robot Show, membuat anak-anak yang datang semakin tertarik untuk belajar coding. Beragam kegiatan menarik dan penawaran program terbaik juga diberikan selama grand opening.
Selain itu, Koding Next East Surabaya dilengkapi kelas online dan offline dengan ruang belajar dan fasilitas yang nyaman dan menyenangkan untuk anak.
Mateusz Rybinzki menuturkan, pembukaan center pertama di Surabaya ini akan menjadi tonggak bersejarah, karena dalam satu tahun ke depan Koding Next akan membuka beberapa cabang di Jawa Timur.
Baca juga: Wali Kota Eri Cahyadi Siapkan Beasiswa S1 untuk Guru Paud di 2023
“Sekaligus bekerja sama dengan banyak sekolah, untuk mendukung pembelajaran coding bagi para siswa,” katanya.
Menurut Mateusz, sejak berdiri pada 2016, Koding Next telah memiliki lebih dari 8000 siswa, 40 modul pembelajaran, dan kurikulum terbaik yang digunakan oleh puluhan sekolah di Indonesia.
“Untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak anda, Koding Next telah bekerja sama dengan berbagai world-class technology institution,” ucapnya.
Koding Next, papar Mateusz, sebelumnya telah hadir di beberapa kota di Indonesia antara lain Jakarta, Bumi Serpong Damai (BSD), Bekasi, Cikarang, Bandung, dan Bali.
“Ini cabang pertama di Surabaya dan Jawa Timur. Sejak 2016, kami sudah ada lebih dari 10 cabang di Indonesia dan satu di Malaysia,” katanya.
Di Surabaya, VITA School menjadi partner pertama sekaligus partner yang inovatif karena sudah memasukkan coding di dalam kurikulum, bukan sebatas ekstrakurikuler.
Baca juga: FIFA Luncurkan Program Sepak Bola untuk Pendidikan di Indonesia
“Jadi semua murid di VITA School belajar coding untuk kindergarten sampai SMA. Tapi Koding Next di Surabaya ini bukan hanya untuk VITA School, melainkan semua anak di Surabaya,” jelasnya.
Nah, untuk melengkapi anak dengan keterampilan dalam era digital di masa depan, lanjutnya, smart parents bisa mendaftarkan anaknya mulai usia 4 tahun sampai dengan 16 tahun.
“Karena ada berbagai jenis kelas yang tersedia di Koding Next yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran anak antara lain kelas games, apps, robots, dan computer programming,” jelasnya.
Mateusz menegaskan, coding adalah masa depan, karena sangat membantu untuk logical thinking, problem solving dan lain sebagainya. “Jadi bukan untuk anak yang berminat di IT saja, tapi untuk semuanya,” ujarnya.
Yang unik dari Koding Next, lanjut Mateusz, mereka membuat kurikulum sendiri, bukan capy paste dari kurikulum Amerika Serikat (AS) ataupun open source lainnya. Tapi ada timnya di Eropa, Malaysia, Indonesia yang bikin sendiri dan upgrade kurikulum setiap tiga bulan.
Hidup di Dunia Digital
Sementara itu Isaac Munandar, menyambut baik visi Koding Next mendukung pemerintah Indonesia dalam mencetak jutaan anak berprestasi dan berkualitas di bidang IT, dengan membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi anak usia 4-16 tahun yang punya keinginan belajar coding secara terarah dan baik.
Baca juga: Permudah Akses Simpaud, Eri Cahyadi Bagi-bagi Komputer ke Bunda Paud
“Bahkan memberikan beasiswa bagi mereka yang memiliki keinginan yang tinggi untuk belajar, khususnya mobile apps development, website development, game development, dan phyton,” katanya.
Terlebih, lanjutnya, Bank Dunia memprediksi bahwa dari 2015 sampai 2030 akan ada kekurangan 9 juta tenaga ahli di bidang IT di Indonesia. Karena itu, pemerintah melakukan banyak sekali program untuk menanggulangi kekurangan ini.
“Koding Next, sekolah coding untuk usia 4-16 tahun terbesar di Asia Tenggara, turut serta dalam mendukung program tersebut dengan hadir di Kota Surabaya,” ucapnya.
Apalagi hari ini pendidikan formal belum bisa mendukung penuh kebutuhan tersebut. Makanya dilakukan pendidikan non-formal seperti ini, untuk membantu mereka semua belajar sejak usia dini.
“Kita dulu belajar bahasa Inggis, kemudian Mandarin, dan sekarang ada yang ketiga yaitu coding. Jadi ini bahasa baru, karena nantinya anak-anak kita hari ini akan hidup di dunia digital yang semuanya membutuhkan coding,” pungkasnya.