Mau Sehat seperti Mbah Hardjo CJH 109 Tahun Asal Ponorogo, Resepnya Gampang

Mbah Hardjo Mislan, jemaah haji tertua asal Jatim dari Ponorogo.
Sumber :
  • Humas PPIH Embarkasi Surabaya

Surabaya, VIVA Jatim – Usia senja tak membuat Hardjo Mislan kecil semangat untuk berhaji ke Tanah Suci. Kendati sesekali harus menggunakan tongkat, namun calon jemaah haji (CJH) tertua Embarkasi Surabaya itu tetap merasa sehat dan mampu menjelaskan ibadah haji.

Cerita 5 Bersaudara Asal Tuban Bisa Berangkat Haji di Usia Muda

Mbah Hardjo adalah jemaah haji asal Kabupaten Ponorogo yang tergabung dalam Kelompok Terbang 19. Lahir pada 2 Juli 1914, usianya kini 109 tahun dan tercatat sebagai CJH tertua yang berangkat melalui Embarkasi Surabaya. Ia berhaji didampingi anak, menantu, dan besannya.

Semasa muda, Mbah Hardjo merupakan seorang veteran dari kalangan sipil. Setelah perang usai, Mbah Hardjo kemudian menjadi petani dan pamong desa. "Sekarang di rumah saja karena sudah sepuh," kata anaknya, Sirmad, ditemui wartawan di Asrama Haji Sukolilo di Surabaya pada Rabu kemarin.

4.814 Jemaah Haji dari 13 Kloter Debarkasi Surabaya Tiba di Tanah Air

Sirmad menuturkan, ayah ayahnya tergolong masih sehat meski berusia seabad lebih. Mbah Hardjo juga bisa berjalan sendiri, meskipun terkadang menggunakan tongkat. "Bisa jalan sendiri meski pakai tongkat," ujarnya.

Mbah Hardjo sendiri mengaku tetap merasa sehat dan sanggup melaksanakan ibadah haji. Sebelum berangkat, sejak beberapa pekan lalu ia mengaku rutin berjalan kaki di pagi hari. Kebiasaan itu sebetulnya sudah lama ia lakukan tapi untuk persiapan haji lebih giat lagi. Selain itu, Mbah Hardjo juga menjaga pola makan.

Sudah 3.333 Jemaah Haji Debarkasi Surabaya Tiba di Tanah Air

"Agar tetap sehat," ucapnya.

Di luar itu, Mbah Hardjo juga punya resep hidup sehat yang sejak lama istaqamah ia jalan, yaitu Shalat Tahajud dan tawakkal kepada Allah. Rutinitasnya itu membuat pikiran dan mentalnya sehat, sehingga juga berdampak positif pada kondisi tubuh.

"Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani aja. Pasrah terhadap semua ketetapan Gusti. Tidak usah dibuat susah sampai tidak enak makan maupun tidur," tandas kakek bercucu tujuh itu.

Mbah Hardjo mengaku terbesit ingin baik haji sepulang dari melaksanakan ibadah umrah pada tahun 2017 lalu. Saat itu usianya 104 tahun. Ia bersyukur bisa beribadah langsung di Tanah Suci. Saat melihat Kakbah secara langsung, hatinya tergetar.

Pulang dari umrah, Mbah Hardjo menyampaikan keinginannya untuk berhaji kepada anaknya. Ia lalu mendaftar haji pada tahun 2019. Alhamdulillah, tahun ini ia menerima panggilan untuk berhaji bersama anak, menantu, dan besannya. Ia dijadwalkan berangkat pada Kamis, 16 Mei 2024, ini.

"Semoga diparingi kesehatan," ujar Mbah Hardjo.