Wisata Banyu Nget Trenggalek Menyimpan Kejernihan Air dan Pesona Alam
- VIVA Jatim/Madchan Jazuli
Trenggalek, VIVA Jatim - Gemericik air dihimpit pepohonan rindang menjadi perpaduan alam yang menawan di Banyu Nget. Salah satu wisata yang sempat viral itu kini terbengkalai tak terurus. Namun masih menyimpan pesonan kejernihan air dan alam Trenggalek.
Banyu Nget berada di lokasi pengelolaan dan pengembangan wana wisata banyunget berada di Petak 164B dan 164C RPH Kampak Selatan BKPH Kampak, Desa Dukuh Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
VIVA Jatim mencoba melihat dan merasakan keasrian alam bersama teman-teman lain. Masuk ke gapura kokoh seperti sebuah villa, namun didalamnya tulisan 'Banyu Nget' sudah memudar dan ditumbuhi rerumputan menjulang tinggi.
Begitupun lapak-lapak. Sudah rata, bekas kayu-kayu untuk dinding yang tersisa. Diujung lokasi parkir terdapat jalan menuju jembatan kangen terbuat dari besi dan kayu.
Jembatan inilah akses untuk menuju air terjun. Di bawah jembatan mengalir Sungai Tawing cukup jernih. Hingga dasar sungai dan ikan-ikan di dalamnya terlihat jelas tengah kesana-kemari.
"Airnya jernih, wah ikannya lumayan. Cocok buat mancing," ujar Aby Kurniawan pengunjung asal Kampak, Trenggalek.
Jembatan Kangen membentang terbuat dari besi dan kayu sebagai alas. Tiang penyangga dan penguat di sisi kanan kiri sudah berkarat. Kayu sudah lapuk. Sehingga harus bergantian satu per satu untuk lewat.
'Kreket, kreket, kreket' bunyi jembatan selama kami melewati perlahan. Goyangan jembatan begitu terasa saat sampai tengah hingga sampai ujung gegara beban kami terlalu berat.
Gubuk-gubuk warung lapuk eks wahana menyambut kami selepas turun dari jembatan. Semak belukar menutupi sebagian besar akses ke tempat tersebut.
Lain Kurniawan lain Dodik Susilo, pemuda sekitar alias tetangga desa Wisata Banyu Nget. Sudah hafal jika sungai yang mengalir di Wisata Banyu Nget tersimpan ikan, ia sengaja mengunjungi untuk memancing.
Benar saja. Tak lama kail dilempar satu Ikan Wader berukuran dua jari berhasil diangkat. Kedua dan ketiga tangkapan lantas ditaruh dalam botol bekas minuman.
Usai puas di kedung (kubangan aliran air sungai) pertama, beralih ke Air Terjun Urang Kambu. Menapaki anak tangga sederhana dari tanah yang dibatasi oleh kayu, semak belukar menutupi sebagian jalan.
Sekitar 100 meter dari gazebo dan mushola yang sudah lapuk. Papan penunjuk arah pun tumbang, namun tulisan masih terpampang jelas karena terbuat dari besi yang dicat.
Air Terjun Urang Kambu di Wisata Banyu Nget cukup menarik untuk lokasi bersantai. Air terjun setinggi kurang lebih 30an meter mengalir cukup jernih. Kedalaman embung dibawahnya juga tak terlalu dalam.
Hembusan angin yang membawa percikan air dari atas menambah hawa dingin. Sore itu, Sabtu, 24 Agustus 2024 pukul 15.00 WIB sudah seperti senja. Sinar matahari tertutupi rerimbunan pepohonan lebat. Hanya beberapa cahaya yang menerobos hingga dasar bebatuan dekat air terjun.
Sementara Sofyan yang juga asal Kecamatan Kampak Trenggalek mengaku cukup kedinginan saat mendekat di air terjun. Ia tak berani bermain air. Hanya sesekali mengabadikan momen dengan memfoto keindahan lokasi.
"Kedinginan kalau tidak menggunakan jaket ini mas," papar Sofyan.
Wisata Banyu Nget sempat viral pada tahun 2018 silam. Gegara pandemi dan kepengurusan internal wisata menjadi terbengkalai hingga sekarang tak terawat. Namun keindahan dan keasrian alam masih tersimpan.