Alpukat Kelud Miliki Daging Tebal Jadi Komoditas Unggulan Baru Kediri

Alpukat Kelud Kediri akan dikembangkan Pemkab Kediri
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Jatim – Selain Nanas Pasir Kelud (PK-1) yang telah dulu menjadi primadona, kali ini Alpukat Kelud tengah dikembangkan Pemkab Kediri. Pasalnya, tanaman hortikultura ini mulai dilirik karena banyak yang merasakan daging buah terasa tebal.

Antusiasme Ribuan Warga 'Nglencer Ning Pendopo' Kediri, Berebut Bertemu Mas Dhito

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana berencana mengembangkan salah satu  sebagai komoditas unggulan baru. Hal tersebut disampaikan saat mengunjungi Desa Wisata Jambu, Kecamatan Kayen Kidul beberapa waktu yang lalu.

"Kami akan pikirkan bagaimana industrialisasi Alpukat Kelud, sebab saat ini kita masih fokus dengan industrialisasi Nanas Kelud (Pasir Kelud 1)," terang Mas Dhito.

Mega Proyek Stadion hingga Revitalisasi Pasar di Kediri, Mas Dhito Ajak Warga Sukseskan Pembangunan

Melihat potensi alpukat kelud, Mas Dhito memiliki keinginan akan mengembangkan buah alpukat yang memiliki ciri khas berbentuk oval seperti pepaya itu. Pria yang gemar bervespa itu melihat langsung bagaimana alpukat tersebut di budidayakan dengan ditanam dalam pot.

Beliau juga mencicipi Alpukat Kelud selepas memetiknya langsung bersama penggagas Desa Wisata Jambu sekaligus pembudidaya Alpukat, Agus Joko Susilo. Alpukat Kelud, menurut Mas Dhito diklaim menjadi salah satu jenis alpukat dengan daging buah tebal di Indonesia.

Dinas PUPR Kediri Sebut Progres Jembatan Jongbiru 75 Persen, Selesai di Pertengahan 2024

"Dengan faktor inilah pihaknya akan menjadikan Alpukat Kelud menjadi salah satu komoditas unggulan di wilayahnya," paparnya.

Pihaknya menambahkan, keunggulan selain ukuran besar dan teksturnya cukup lembut, Pohon Alpukat Kelud dinilai lebih bebas dari hama ulat sehingga memungkinkan pesatnya pembudidayaan. 

"Pohon (Alpukat Kelud) tidak ada ulatnya salah satu buah dengan daging terbesar di Indonesia," jelasnya. 

Sementara, penggagas di kebun alpukat, Agus mendukung penuh upaya Pemkab Kediri dalam mengembangkan alpukat kelud. Tidak mengherankan, karena alpukat kelud memiliki kualitas premium memang jauh berbeda dengan jenis lainnya. 

Alhasil, saat kelak menjadi komoditas unggulan, secara tidak langsung akan berdampak besar pada nilai tambah sektor ekonomi hortikultura Kabupaten Kediri.  Dengan pengembangan buah-buah lokal, Kabupaten Kediri akan semakin banyak pilihan komoditas.

"Alpukat kelud (namanya) identik dengan gunung yang ada di Kediri. Kami merasa sangat bangga karena kualitasnya berbeda," tutur Agus. 

Lebih lanjut Agus menuturkan penjualan alpukat kelud berbeda dengan alpukat pada umumnya. Jika alpukat biasa dijual per kilogram, namun untuk alpukat tersebut dijual bijian. Sedangkan, berat alpukat kelud ini sendiri berada pada kisaran 1 hingga 2 kilogram per buahnya. 

"Kita alpukat lain kita jual per kilo dengan harga Rp 40- Rp 50 ribu. Alpukat kelud ini kita jual beda. Satu buah Rp 100 ribu," tutupnya.

 

Foto : Alpukat Kelud Kediri akan dikembangkan Pemkab Kediri. (Humas Pemkab Kediri)