Pantai Pidakan Suguhkan Bebatuan Kecil Mempesona hingga Pendopo Astra

Suasana Pantai Pidakan di Kabupaten Pacitan.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Pacitan, VIVA JatimPesisir Selatan Jawa menyimpan hamparan pantai yang mempesona. Salah satunya Pantai Pidakan yang berada di Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan memiliki ciri khas bebatuan kecil-kecil.

Pantai Pidakan hingga Pendopo Astra Jadi Jujugan Wisatawan di Pacitan

Ada juga hal yang menarik di sebelah sisi pantai. Terdapat pendopo klasik khas Jawa yang luas menambah suasana sejuk. Pendopo Astra namanya, bau-baru ini mendapat pendampingan sebagai Kampung Berseri Astra (KBA). Pun sejauh mata memandang, ombak pantai mengajak berlama-lama pengunjung menikmati pantai. 

Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Makmur Desa Jetak, Slamet (41) mengungkapkan bahwa nama pantai berasal dari kondisi karakter. Pantai Pidakan berasal dari Bahasa Jawa yang berarti tempat untuk berjalan tapak kaki.

Desa Menari, Hasil Kreativitas Trisno Angkat Potensi Wisata di Dusun Tanon Semarang

"Banyak bebatuan kecil-kecil yang alami. Dari kata pidak diinjak, kalau bermasalah kesehatan bisa untuk terapi kesembuhan," ungkap Slamet kepada VIVA Jatim, Rabu, 11 Oktober 2023.

Ia mengaku, pantai ini berasal dari tahun 2014 dan langsung dikelola Bumdes. Lalu, saat ini sudah kerjasama dengan PT Astra mulai tahun ini 2022 dan sudah berjalan 2 tahun masuk Kampung Berseri Astra (KBA).

Resmikan Wisata Desa di Lumajang, Pj Gubernur Jatim: Desa akan Jadi New Centre of Growth

Akses menuju lokasi pantai cukup mudah, pasalnya sudah beraspal, dari Kota Pacitan menuju ke timur sekitar 30 menit sampai Wisata Pantai Pidakan, Pantai Benges, dan Pantai Watubalik.

Slamet mengungkapkan Astra tertarik desa wisata yang dikelola Bumdes, selain memiliki potensi keindahan alam juga telah memiliki legalitas dari Kemenkumham. Bumdes Makmur mengelola desa wisata sebanyak 3 lokasi.

"Kalau Waktubalik semacam pulau kecil dan ada wahana jembatan untuk penyeberangan. Sementara Pantai Benges ada spot foto dan pemancingan yang memiliki keunikan sendiri," bebernya.

Perihal sarana dan prasarana Pantai Pidakan, masih akan ada pengembangan lagi di ruang pertemuan Pendopo Astra. Ke depan, proses penambahan ruang pertemuan yang memuat kapasitas sekitar 100 orang lebih. Untuk fasilitas bagi pengunjung sudah lengkap mulai dari toilet, kamar mandi umum, mushola, tempat parkir dan seterusnya.

Ia mengaku bersyukur Bumdes Makmur dalam pengelolaannya mendapat support dari PT Astra mulai tahun 2022. Sehingga saat ini sudah bisa ditempati dan sudah digunakan untuk penyewaan-penyewaan acara. Baik latihan, kantor-kantor, booking acara, sekolah, reuni dan sebagainya.

Untuk pengembangan keunikan lain, Bumdes Makmur di beberapa pantai telah menciptakan ekosistem edukasi. Pihaknya merintis Seni Budaya Tayub, termasuk paket wisata yang diselenggarakan setiap Minggu.

"Jadi latihan bersama pengunjung setiap hari Minggu kalau budaya. Lalu diselenggarakan di Watubalik ada Kotekan Lesung, bola api dan paket wisata," ujarnya.

Slamet berharap kepada semuanya stakeholder khususnya di Pacitan mudah-mudahan wisata ini tetap bertahan dan berlanjut. Banyak dukungan diperlukan karena banyak fasilitas yang masih kurang seperti jalan menuju lokasi wisata itu masih minim sekali, banyak yang rusak.

Pasalnya, dukungan dari Pemkab atau Pemprov karena wisata berbasis masyarakat ini dikelola desa sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Selain itu, harapan kepada PT Astra untuk memperpanjang kontrak kerjasama, sehingga ketik mempunyai program akan lebih mudah terlaksana dengan baik serta membawa keberkahan semua warga sekitar.

"Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Astra dan pemerintah yang telah membantu tersebut. Serta bisa melaksanakan program di sini kami diperbantukan," tandasnya.

Terpisah, Pendamping Kampung Berseri Astra, Slamet Riyanto mengungkapkan bahwa Pantai Pidakan itu pantainya batu kerikil batu kecil-kecil, ombak relatif ramah dengan warga, ada kalanya besar, ada kalanya kecil, bisa aman ketika gelombang tidak besar.

"Bisa di pantai pas gelombang surut itu bisa untuk bermain-main," beber Slamet Riyanto.

Pria alumnus Universitas Negeri Jember ini menginginkan terbentuk ekosistem, jika hanya pemberdayaan saja sampai kapan ibarat cuma tembak selesai. Namun berbicara pemberdayaan harus memiliki ekosistem tata kelola dan mindset.

Ia mengaku dalam mengelola ini, Slamet mengaku harus ada yang pegang kendali, lokal champion. Memang orang yang benar-benar memiliki jiwa berbisnis disitu, orang yang bertanggung jawab, serta memang asli daerah tersebut yang memahami kontur perilaku masyarakat.

Sehingga, pihaknya memberikan pendampingan bisa sesuai harapan berkelanjutan. Pasalnya, jika hanya program hanya bantuan sekian, tidak dipakai benar kalau tidak mengerti dan akan sia-sia sayang sekali.

"Apalagi kita membawa nama Astra kita bisa jual, kita dapat Astra dapat branding, Astra bukan perusahaan ecek-ecek secara nama ikut saja endorse minimal itu," ulasnya.

Pria yang juga mendampingi DSA Ponorogo yang telah memiliki komoditas ekspor ini mengulas bahwa sebuah wisata seyogyanya tidak hanya mengandalkan alam. Kendati wilayah Pacitan dan sekitarnya yang memiliki hamparan pantai memanjang, namun perlu menyuguhkan sebuah keunikan dan ciri khas karakter sendiri.

Wisata harus mempunyai keunikan, misalnya budaya lokal, edukasi dan ekosistem lain yang harus digali. Slamet mengaku ini ternina bobokkan suasana alam yang baik, tapi belum bisa digali.

"Apa identitas, keunikan ruh pariwisatanya itu di mana, kalau kita ngomong Bali, kita ngomong Ubud ya biasa-biasa. Uniknya menyuguhkan tarian khasnya, punya pengrajinnya, kita gali itu," ulasnya. 

Ia mengaku hal itu penting untuk bisa ditelurkan di daerah Pacitan dan destinasi-destinasi wisata di daerah lain. Apa buda atau keunikan yang membuat orang kembali lagi dengan identitas yang dimiliki.

Termasuk di Pantai Pidakan, Slamet telah mendiskusikan dengan Bumdes Makmur, Pidakan memiliki identitas apa. Sekarang sudah muncul salah satu kebudayaan, meski bukan berasal dari daerah situ, namun masyarakat cukup familiar dan menyukai.

Dengan begitu, menurutnya identitas unik akan membuat orang datang kembali serta bisa membuat interaksi dengan masyarakat sekitar. Targetnya, ia menginkan semakin banyak wisata edukasi, pengalaman yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara.

"Kalau lokal memang bagus, tapi yang istilahnya dapat cuan, bule disitu budaya di situ dikembangkan akan menjual ke internasional," pungkasnya.