Berita Diskriminasi Memicu Tindakan Persekusi Masyarakat

Koordinator Cek Fakta dan Sekjen AJI, Ika Ningtyas
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Kediri, VIVA Jatim – Beberapa bulan lalu, Pengungsi Rohingya menjadi bahan tindakan diskriminasi yang dipicu beredarnya narasi kebencian di media sosial. Ditambah lagi, media memberitakan Pengungsi Rohingya seakan melegitimasi dan memicu tindakan persekusi oleh sejumlah kelompok.

PWI dan AJI Jalin Silaturahmi Lewat Buka Bersama Pemkab Tulungagung

Koordinator Cek Fakta Tempo, Ika Ningtyas mengatakan bahwa akibat pemberitaan yang masif soal masuknya Pengungsi Rohingya, yang terjadi di publik ialah intoleransi, menyulut emosi, ujaran kebencian hingga persekusi.

"Berita yang kita tulis kalau berita kita mereprentasikan diskriminasi kebencian dari sisi-sisi tersebut dan sebagainya ini akan memicu atau mendorong kebencian. Bahkan sampai terjadinya persekusi contoh soal Pengungsi Rohingya," ujar Ika Ningtyas saat mengisi materi di UNP Kediri beberapa waktu lalu.

AJI Kediri dan GNI Bekali Jurnalis Kenali hingga Bikin Konten Luruskan Hoaks

Ika mengatakan bahwa dulu masyarakat Aceh begitu menerima Pengungsi Rohingya, karena punya Local Wisdom untuk menyelamatkan orang-orang yang mencari suaka. Itu dilakukan merupakan kearifan lokal secara turun temurun bagi masyarakat Aceh.

Perempuan asal Jember ini mengaku di akhir November 2023, berhubung bersamaan kampanye pemilu dan terjadi kedatangan gelombang Pengungsi Rohingya dari Bangladesh kemudian dipolitisasi.

Pemerintah Cabut Status Kependudukan Pengungsi Rohingya di Tulungagung, Anak-Istri Tetap WNI

Alhasil, di media sosial banyak mengandung narasi kebencian terhadap orang-orang Rohingya. Bahkan oleh media mainstream juga masuk dalam pemberitaan secara masif.

"Berita tentang Pengungsi Rohingya  yang sering muncul di media sosial apa? serakah, seenaknya, bab sembarangan, penjajah. Itu kemudian diamplifikasi oleh beberapa media, akhirnya melahirkan yang namanya kebencian persekusi," ulasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title