BHS Politikus Gerindra Kritik Pendapat Anies soal Jalan Tol: Dia Gagal Paham

Bambang Haryo Soekartono
Sumber :
  • Dokumen Bambang Haryo Soekartono

Surabaya, VIVA Jatim – Politikus Gerindra Bambang Haryo Soekartono atau BHS mengkritik pendapat capres 01 Anies Baswedan terkait pembangunan infrastruktur, termasuk soal jalan tol. Menurut BHS, Anies gagal paham ketika dalam hal pembangunan jalan tol yang dipaparkannya.

Menimbang Duet Khofifah-Kharisma bila Emil Dardak Tak Maju Pilgub Jatim

Anies menyampaikan itu sebagaiman tersebar dalam video yang diunggah, di antaranya, oleh akun Instagram Doyan_Politik. Di video itu, Anies menyebut bahwa pembangunan infrastruktur harus memberikan rasa keadilan. Contohnya jalan tol.

Menurut Anies, tanah rakyat yang terlewati jalan tol tersebut hanya menjadi penonton dari mobil-mobil mewah yang melintas tanpa bisa menikmati uang hasil dari pungutan jalan tol tersebut. Dan sampai kapan pun keuntungan jalan tol itu tidak bisa diterima oleh yang punya tanah yang dilewati oleh jalan tol.

Ahmad Dhani dan Bayu Dinilai Sepadan Lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya

Kata Anies, harusnya rakyat pemilik tanah yang dilewati jalan tol bisa menikmati hasil keuntungan pungutan dari jalan tol tersebut. Menurutnya itu adalah prinsip keadilan.

"Jadi bukan pada tidak dilanjutkannya, tapi dikerjakan dengan cara memberikan keadilan."

Isu Poros Baru di Pilwali Surabaya: Gerindra Sodorkan Dhani, Golkar Siapkan Bayu

Menurut BHS, Anies gagal paham soal infrastruktur jalan tol. "Ini bisa membahayakan jika jadi seorang presiden atau pemimpin. Anies seharusnya paham manfaat jalan tol yang sangat besar bagi masyarakat dan wilayah yang dilewati jalan tol tersebut," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Maret 2024.

Anggota Dewan Pakar DPP Gerindra menambahkan, jalan tol memiliki manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat sekitar yang dilewati oleh jalan tol tersebut. "Jalan tol bisa menguatkan ekonomi wilayah yang dilewatinya," ujar BHS.

"Infrastruktur jalan yang tadinya tidak ramai, dengan adanya infrastruktur tersebut akan meningkatkan pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi di wilayah tersebut, bahkan akan muncul ekonomi-ekonomi baru berupa industri - industri yang dibangun disekitar akses keluar jalan tol tersebut," imbuhnya.

Menurut caleg DPR RI Jatim 1 dengan suara tertinggi itu, industri hingga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan tumbuh pesat di sekitar akses keluar jalan tol tersebut baik kota atau kabupaten yang dilewatinya.

"Pertumbuhan ekonomi berupa peningkatan tumbuhnya industri dan produk agriculture seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan bisa mendapatkan akses infrastruktur jalan yang lebih cepat untuk menuju ke user atau konsumen yang ada wilayah lainnya, sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang pesat." beber BHS.

Anggota Komisi V DPR RI periode 2014-2019 ini juga menyebut bahwa harga tanah di sekitar wilayah yang dilewati jalan tol tersebut akan mempunyai nilai jual yang meningkat jauh lebih tinggi dari sebelum adanya jalan tol tersebut.

"Jalan tol ini juga bisa memperkecil kemacetan yang ada di jalan reguler antar kabupaten antar provinsi dan tentu akan mengurangi jumlah kecelakaan yang ada di jalan reguler antar privinsi antar kabupaten tersebut. Juga masyarakat yang menggunakan jalan tol akan lebih merasa nyaman dan aman," tandas BHS.

“Dan yang lebih hebat lagi, kerusakan dari jalan reguler antar kabupaten antar provinsi bisa dikurangi karena adanya pemindahan kendaraan yang biasa lewat di jalan dengan anggaran APBD dan APBN tersebut menjadi berkurang karena sebagian di pindahkan ke jalan tol yang menggunakan partisipasi pengguna jalan di jalan tol tersebut," tambah BHS.

Manfaat jalan tol lainnya, lanjut BHS, juga untuk mengurangi kecelakaan kendaraan sejenis dengan yang tidak sejenis, misalnya; di perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya sering terjadi kecelakaan di jalur reguler, tetapi tidak akan terjadi di jalan tol.

"Jadi manfaat jalan tol banyak sekali manfaat ekonomi secara makro dan mikro. Sedangkan pemikiran Mas Anies hanya pada ruang lingkup yang sempit sekali. Dia juga tidak paham bahwa pembebasan lahan untuk jalan tol sudah diganti dengan nilai per meter perseginya jauh lebih besar 3 kali lipat dari nilai NJOP bahkan lebih karena kebanyakan tanah-tanah tersebut masih belum bersertifikat."