Ni'mah Rangkul Penyintas HIV/Aids Lewat Majelis Taklim di Tulungagung

Kegiatan majelis taklim diikuti penyintas HIV/Aids di Tulungagung.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA Jatim – Penyintas HIV/AIDS seringkali mendapat stigma negatif dari lingkungan sekitar. Membuat Ni'matul Khoiriyah membuat Majelis Taklim 'Sinau Agomo' yang berisikan penyintas untuk lebih memanusiakan manusia hingga memberikan kesempatan yang sama.

Tahapan Coklit, Data Pemilih Pilkada Tulungagung Bertambah 17 Ribu

Ni'matul Khoiriyah mengungkapkan bahwa inovasi yang ia dirikan adalah 'Ramohan Komata Odha' yang memiliki artinya rangkul, motivasi, obati, dan pertahankan dalam komunitas dan majelis taklim orang dengan HIV/Aids.

"Ini adalah sebuah inovasi salah satu fungsinya adalah membantu proses percepatan penurunan angka HIV/Aids yang ada di Tulungagung," ujar Ni'matul Khoiriyah, Selasa, 4 Juni 2024.

Pembuat Abon Tulungagung Kebanjiran Pesanan hingga 100 Kilogram

Ni'mah menceritakan awal mendirikan majelis taklim pada 2020 silam 'Sinau Agomo' yang isinya adalah teman-teman penyintas HIV/Aids. Termasuk juga relawan, serta ada yang memang belajar ngaji.

Penyuluh Agama Islam ini menjelaskan alasan mendirikan majelis taklim yang ia inisiasi setiap Hari Selasa karena adanya stigma negatif yang muncul di masyarakat.

Rawan Penyelewengan, BPD Tulungagung Ikut Sosialisasi Pencegahan Korupsi-Gratifikasi

Pasalnya, memang masyarakat tidak hanya didominasi oleh masalah kesehatan saja, akan tetapi permasalahan yang menyangkut sisi psikologis, penyintas dikucilkan hingga mengalami diskriminasi.

Alhasil, ruang gerak penyintas terbatas termasuk tidak punya sarana untuk mengaji, bermanfaat dan bermakna. Sehingga dari sisi spiritual muncullah ide dan inovasi Ramohan Komata ini.

"Merangkul mereka dalam artian mereka dimanusiakan, dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat lebih bermakna," paparnya.

Ni'mah menilai ketika penyintas diajak untuk lebih bermakna dalam hidup memiliki semangat lebih. Lalu, saling memotivasi. Selain itu, mereka berkumpul bisa saling menularkan energi positif kepada teman-teman yang belum ikut juga berpengaruh.

Perempuan yang juga sebagai Wakil Ketua 1 PC Fatayat NU Tulungagung mengatakan ketika mental sudah terbangun, akan memiliki angan-angan dan motivasi ke depan lebih baik. 

Termasuk mempertahankan energi positif ini dari dalam penyintas. Tidak memungkiri, kebanyakan orang hanya bisa menjustifikasi perlakukan penyintas, namun tidak memberikan solusi.

Selanjutnya adalah tentang bagaimana mempertahankan mereka dalam komunitas itu, karena yang paling sulit adalah ketika ada orang yang mengatakan oh perbuatan ini haram, tapi mereka tidak memberikan solusinya

Dari sinilah, dikatakan Ni'mah, bersama-sama lintas sektoral ada kolaborasi kekuatan baik Kemenag, Dinsos, Dinkes dan seluruh relawan. Sehingga bisa menekan angka penurunan kasus HIV/Aids.

"Menyengkuyung (gotong royong) agar penyintas lebih berdaya, memberikan penguatan ekonominya. Akhirnya mereka menjadi orang-orang yang lebih bermanfaat dan tidak terjerumus yang tidak dibenarkan oleh agama," harapnya.

Alumnus UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung ini menambahkan atas inovasi yang ia lakukan dibawa ke Lomba ke Provinsi Jawa Timur melalui Penyuluh Agama Islam Award 2024. 

Ia bersyukur mendapat jaura 1 dan akan mewakili Provinsi Jawa Timur untuk berangkat ke nasional dalam penyelenggaraan Penyuluh Agama Islam Awards 2024.

Selain itu, Ni'mah juga bersyukur mendapatkan apresiasi dan dukungan oleh banyak pihak terutama dari KPA, Dinkes, Dinsos, Kemenag dan seluruh stakeholeder di Tulungagung. Serta Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim berharap program ini menjadi sebuah percontohan di kabupaten-kabupaten lain untuk penanganan HIV/Aids.

"Majelis Taklim Sinau Agomo ini berdasarkan rapat di lintas KPA se-Indonesia menjadi pailot project untuk mitigasi angka penurunan kasus HIV/Aids di Indonesia," tandasnya.