Ekskavasi Ungkap Bilik dan Gapura Akses Menuju Candi Bhre Kahuripan Mojokerto
- Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim – Ekskavasi lanjut Situs Bhere Kaburipan di Mojokerto mengungkap fakta baru. Tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim menemukan struktur diduga bilik dan gapura akses menuju area sakral.
Ekskavasi yang didukung Disbudporapar Kabupaten Mojokerto itu berlangsung selama 7 hari, 22-28 Juli 2024. Tim fokus menggali sudut tenggara lapangan sepakbola.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, Muhammad Ichwan mengatakan, tim menemukan struktur diduga sebagai gapura menuju area sakral. Sayangnya, gapura tersebut belum sepenuhnya bisa ditampakkan.
“Sisi barat kita dapatkan tapak gapura sesuai dengan arah hadap utamanya,” katanya kepada wartawan, Minggu, 28 Juli 2024.
Menurutnya, temuan gapura ini memiliki lebar kurang lebih 11,5 meter dari barat ke timur. Akan tetapi, ukuran asli dari selatan ke utara belum bisa dipastikan. Sementara, kedalamannya mencapai 100 cm.
Gapura yang diekskavasi ini bukan lah pintu masuk utama ke Candi Bhre Kahuripan. Namun, akses masuk dari halaman sakral. Uniknya, gapura tersebut nampak tidak di tengah pagar pembatas halaman. Karena posisinya sedikit melenceng ke selatan.
“Sementara ini yang kami tampakkan separuh ke utara. Untuk ke arah selatannya kami duga miror. Maka butuh penggalian lagi untuk mencari tahu,” ungkapnya.
Di bagian gapura itu juga nampak sisa pagar yang membentang ke arah pilar di sisi utaranya. Menariknya, dalam ekskavasi ini menemukan fakta bahwa ada 4 pilar dalam posisi sejajar yang membentuk pola seperti ruangan atau bilik.
“Kita dapatkan dua pilaran yang dulu pernah kita gali di sebelah utara gapura itu. Kemudian saat ini kita dapatkan dua pilaran di bagian utara lagi. Dari keempat pilaran itu terhubung dengan pagar juga, yang membentuk sebuah bilik,” terang Ichwan.
Meski begitu, Arkeolog BPK Wilayah XI Jatim ini belum bisa memastikan apakah fungsi dari bilik tersebut untuk ritual peribadatan atau lainnya. Untuk memastikan hal itu, ia akan mencari referensi dari candi-candi lain maupun kajian terdahulu.
“Itu membentuk ruang tersendiri. Apakah itu bilik atau apa kita belum tahu. Tapi ukurannya hampir 20 meteran, kalau bilik kok terlalu kecil ya. Mungkin ruang tersendiri. Coba nanti kami cari refrensi dari situs atau yang lain,” katanya.
Dari temuan ini, memunculkan sebuah pertanyaan, apakah ada gapura kembar menuju halaman utama candi?. Ichwan pun tidak bisa memastikan. Karena untuk membuktikan hipotesis ini pihaknya perlu menemukan gapura serupa di sisi utara ruangan bilik.
“Kami belum tahu (ada gapura kembar). Masih PR, ini masih hipotesa. Karena tidak jauh dari pilar ini pernah ditampakkan ada 2 sampai 3 pagar,” papar Ichwan.
Candi peninggalan Raja Hayam Wuruk ini dikelilingi pagar yang megah berdenah persegi panjang. Panjang pagar kuno ini mencapai 183 meter membentang dari barat ke timur. Sedangkan lebarnya mencapai 121 meter membentang dari utara ke selatan. Tebal sisa-sisa pagar berbahan bata merah kuno ini mencapai 100-105 cm dan 130-135 cm.
Pintu masuk Candi Bhre Kahuripan dipastikan di sisi barat. Sebab ditemukan 3 tapak gapura yang masing-masing berdenah cruciform seluas 26x20 meter persegi. Tapak gapura menyambung dengan sisa pagar yang tebalnya 130-135 cm.
Pagar sisi utara juga tak kalah megah karena tebal struktur yang tersisa mencapai 100-105 cm. Dari sudut barat laut sampai timur laut terdapat 5 tapak pilar yang masing-masing berdenah bujur sangkar seluas 3,7x3,8 meter persegi. Antar pilar berjarak 40 meter.
Pagar sisi selatan Candi Bhre Kahuripan diperkirakan mempunyai struktur yang sama. Ekskavasi baru dilakukan di beberapa titik untuk dilanjutkan tahun depan. Lain halnya dengan ekskavasi pagar sisi timur yang belum bisa dikerjakan karena strukturnya ternyata berada di bawah jalan aspal.