Dirlantas Polda Jatim Klaim Ops Patuh Semeru 2024 Tekan Angka Kecelakaan 20 Persen

Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Komarudin.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA JatimOperasi Patuh Semeru 2024 digelar 15-28 Juli 2024 menurut Dirlantas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Komarudin mengaku bisa menekan angka kecelakaan cukup tinggi.

Polda Jatim Tangkap Pelaku Curanmor Bersenjata Airsoft Gun Asal Lumajang

Hal tersebut ia sampaikan saat menemani Kapolda Jatim Inspektur Jendral Polisi Imam Sugianto dalam Patroli Roda Dua Jarak Jauh dari Mapolda, Tulungagung, Trenggalek dan finish di Pacitan kemarin, Sabtu, 27 Juli 2024.

"Angka kecelakaan kuantitas jumlahnya di kisaran bisa kita tekan dari 20 sampai 30 persen," terang Kombes Pol Komarudin kepada awak media di Mapolsek Kalangbret Tulungagung.

Polda Jatim Kumpulkan Ratusan Kantong Darah saat Bakkes Harlantas ke-69 di Surabaya

Dirinya menambahkan Operasi Patuh Semeru 2024 ini guna meningkatkan keselamatan dan ketaatan masyarakat dalam berlalu lintas di jalan.

Kombes Pol Komarudin menjelaskan kenaikan tersebut fluktuatif setiap hari. Sementara untuk tingkat fatalitas korban meninggal dunia cukup tinggi bisa ditekan oleh kepolisian.

Diperiksa Polda, Thoriq Eks Bupati Lumajang: Baznas-Pramuka Juga Terima Bantuan Erupsi Semeru

"Angkanya di kisaran 40 persen. Iya menurun dibanding operasi tahun lalu," bebernya.

Ia mengaku, capaian tersebut berseiring dengan dampak dari sosialisasi secara intens yang sering diberikan oleh polisi. Tidak hanya di jalan, namun juga ke sekolah-sekolah agar memberikan pemahaman sejak dini bangku sekolah terkait tertib berlalu lintas.

"Karena memang tidak ada satupun kecelakaan tanpa didahului oleh pelanggaran," akuinya.

Kombes Pol Komarudin mengakui memang saat ini polisi menggunakan gaya-gaya konvensional, yakni menggunakan penggelaran kekuatan maksimal.

Sehingga pihaknya mengevaluasi untuk menciptakan ketertiban memang harus di 

hadirkan personel dengan jumlah yang cukup besar. Namun, ke depan harapannya tidak di gelar personil pun masyarakat sudah tertib.

"Tapi sampai saat ini belum. Memang masih butuh penggelaran personel kemudian penindakan terhadap pelangga- pelanggar itu yang memang masih konvensional," tambahnya.