Mas Dhito Resmikan RSKK Pare Kediri, Miliki 113 Bed

Peresmian gedung baru Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) Pelem, Kediri.
Sumber :
  • Prokopim Kediri

Kediri, VIVA Jatim –Guna memberikan kualitas layanan kesehatan bagi pasien yang menjalani rawat inap, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meresmikan gedung baru (Gedung A) Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) Pelem, Kecamatan Pare sejalan dengan capaian Universal Health Coverage (UHC).

Bupati Kediri Dhito Launching Redesain Batik Panji

Mas Dhito, sapaan akrabnya menjelaskan, gedung baru dengan kelas rawat inap standar (KRIS) ini rampung empat lantai plus basement. Menyusul Gedung A, pembangunan juga masih berjalan untuk Gedung B dan C. 

"Tadi kami lihat (Gedung A) lantai 4, 3 dan lantai 2 sudah terisi pasien. Nanti ini pengerjaan Gedung B dan C akan selesai di Bulan Desember," ujar Mas Dhito diterima VIVA Jatim, Selasa, 10 September 2024.

Tak Hanya Ibu, Bupati Dhito Sebut Peran Ayah Sangat Penting untuk Tekan Angka Stunting

Peresmian gedung baru Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) Pelem, Kediri.

Photo :
  • Prokopim Kediri

Bupati yang hobi vespa ini berharap kedepan layanan kesehatan untuk masyarakat lebih meningkat usai terbangunnya Gedung A, B dan C di RSKK Pare.

Bupati Dhito Sebut Program UHC Tak Bisa Langsung Ditingkatkan 100 Persen

Ia mengaku hal ini karena RSKK Pare mencakup area yang cukup besar. Yaitu di 10 kecamatan terutama untuk wilayah Kabupaten Kediri bagian Timur. 

"Dengan adanya gedung baru harapannya disusul juga dengan peningkatan kualitas SDM untuk melayani pasien-pasien," tandasnya.

Senada, Direktur RSKK Gatut Rahardjo menerangkan detail Gedung A yang dibangun menyedot anggaran Rp 55 miliar itu telah memenuhi 12 indikator kelas rawat inap standar yang ditetapkan kementrian kesehatan.

Indikator yang dimaksud seperti bangunan, ventilasi, pencahayaan ruang dan kepadatan ruang. Dimana setiap kamar maksimal diisi empat tempat tidur. Setiap lantai menurut Gatut dilengkapi dengan ketersediaan obat, ruang gudang obat dan ruang pertemuan. 

"Jumlah kamarnya 31 (full AC) dengan 113 tempat tidur, karena lantai empat itu kamarnya khusus sehingga jumlah tempat tidurnya tidak sebanyak lantai 1,2 dan 3," jelas Gatut Rahardjo.

Gatut menambahkan, lantai 4 Gedung A akan diperuntukkan bagi ruangan pasien dengan penyakit menular (infeksius). Struktur bangunan untuk lantai empat itu pun diakui berbeda dengan lainnya. 

"Gedung B kita gunakan untuk kateterisasi jantung. Sehingga (pasien) tidak perlu ke Malang, Tulungagung, kita buat di situ Desember ini. Insyaallah selesai, " terangnya. 

Sedangkan Gedung B yang dimaksud nantinya dibuat di sebelah barat Gedung A dengan bangunan lima lantai untuk empat ruang rawat dan basement. Khusus untuk kateterisasi jantung berada di lantai empat, kemudian juga disediakan satu lantai untuk VIP. 

"Untuk Gedung C nanti 6 lantai (termasuk basement) karena nanti kamar operasi ada dua lantai di lantai 5 dan 6. Nantinya basement nyambung Gedung A, B dan C, " ungkap Gatut. 

Tak hanya peresmian gedung KRIS, dalam kesempatan itu juga diadakan penyerahan surat keputusan (SK) pengangkatan pegawai tetap Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk tenaga kesehatan.