Bumbu Dapur IKM Mojokerto Tembus Pasar Ekspor, Omzetnya Ratusan Juta per Bulan

Produk bumbu dapur buatan industri kecil menengah (IKM) Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah

“Bukannya kita tidak mau ekspor banyak, tapi kita membatasi untuk yang disini. Karena yang paling banyak pasarnya disini. Kalau diekspor semua, disini tidak kebagian,” bebernya 

Berkah Pilkada, Pengusaha Konveksi di Lamongan Kebanjiran Cuan

Sebelum mengekspor, Vergita telah melayani pasar di Mojokerto, Jombang, Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Pasuran. Mayoritas diperdagangkan di pasar-pasar tradisional. 

Kini, Vergita dibantu 10 karyawan memproduksi bumbu dapur di PT Labuna Nusantara, Desa Mejoyo. Bahan kunyit mentah didapati dari petani di Kecamatan Gondang, Jatirejo dan Pacet, Mojokerto. Sedangkan Ketumbar dari Negara Romania. 

Pj Gubernur Jatim Ajak Rumah BUMN Berdayakan UMKM hingga Tembus Pasar Ekspor

“Kalau lada dari Sulawesi karena semakin dekat dengan garis khatulistiwa semakin bagus. Tingkat kebasahan dan harumnya beda. Kalau Jawa bisa saja tapi kualitasnya tidak sebagus di Sulawesi,” paparnya. 

Vergita membeli kunyit mentah dari petani sebanyak 5 Ton untuk kebutuhan satu bulan produksi. Sedangkan lada mentah 6-7 Ton dan ketumbar 1-2 Ton. “Waktu produksi dimaksimalkan di musim kemarau. Karena Kalau musim hujan kunyit tidak panen,” terangnya. 

Mengawal Ekosistem Pertembakauan dari Elemen Hulu-Hilir dalam Penyusunan Regulasi

Pembuatan lada, kunyit dan ketumbar bubuk melalui beberapa proses. Yaitu, pencucian, pengeringan, penggilingan dan pengemasan. Khusus ketumbar, setelah dicuci harus melalui pesangrain lebih dulu untuk mengeluarkan aroma. 

“Proses paling panjang kunyit. Pencurian harus dilakukan dua kali untuk memastikan kebersihannya. Kemudian dijemur, kalau memakai matahari harus selama 3 hari sampai benar-benar kering. Habis itu jadi chips (seperti keripik) baru masuk mesin penggilingan. Setalah jadi bubuk terus dikemas,” terang Vergita. 

Halaman Selanjutnya
img_title