Kampung Onggoboyo: Melahirkan Dalam Kegelapan Tak Lagi Dirasakan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Ya cuma 3 jam untuk menonton televisi yang hobinya nonton bola, bola mau masuk lekas teriak gol. Itu sudah habis mati," kenangnya.
Meski dirinya bukan kelahiran Kampung Onggoboyo, istrinya asli kelahiran kampung yang dikelilingi Perkebunan Tebu. Kalau dirinya sudah lama sejak tahun 1985 silam.
Penggunaan minyak untuk lampu teplok lebih efektif, selain bisa untuk semalam suntuk juga biaya lebih murah danĀ di p. hitam hitam," guraunya sembari tertawa kecil.
Jadi mau apalagi, adanya cuma itu lama-lama ada genset cuma genset bisa menonton televisi untuk cas handphone tetapi pembiayaannya cukup besar
Pak Tik mengaku bila menggunakan genset harus menghabiskan bahan bakar paling tidak 10 ribu setiap malam. Sehingga bila sebulan penuh, sudah ratusan ribu rupiah yang harus dikeluarkan.
Baginya, uang ratusan ribu cukup banyak untuk warga desa. Selain itu, genset yang digunakan setiap hari juga akan cepat rusak.
"Kalau dikalikan 10 hari saja sudah berapa. Genset itu saya setiap tahun ganti. Total sudah habis 5, karena setiap tahun saya ganti alias rusak," ujarnya.