Pj Gubernur Jatim Dampingi Mensos Tinjau Banjir di Jombang dan Mojokerto
- Pemprov Jatim
Jombang, VIVA Jatim-Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mendampingi Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau lokasi bencana banjir dan posko pengungsian yang berada di Kabupaten Jombang dan Mojokerto, Sabtu, 14 Desember 2024.
Hujan lebat dengan intensitas tinggi selama beberapa hari berhari-hari mengguyur kedua daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya debit air sungai naik sehingga meluap ke pemukiman warga dengan ketinggian 1 meter di wilayah Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang dan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.
Di wilayah Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, terdapat beberapa titik yang terdampak banjir, di antaranya Dusun Kedungmacan Desa Kedung Betik, Dusun Kampungturi dan Dusun Sambigelar Kecamatan Pojok Kulon. Lalu Dusun Sapon Desa Jombatan, Dusun Beluk Desa Jombok dan Dusun Kedondong Desa Blimbing.
Bencana banjir di wilayah Jombang ini menyebabkan 400 unit rumah dengan jumlah 535 KK terdampak. Akses jalan tidak bisa dilewati, serta area persawahan masyarakat tergenang air.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Mojokerto wilayah yang terdampak berada beberapa titik di Kecamatan Sooko, yaitu Dusun Tempuran dan Dusun Bekucuk yang berada di Desa Tempuran, lalu Dusun Pendowo, Dusun Sanggrahan dan Dusun Sidonganti yang kesemuanya berada di wilayah Desa Ngingasrembyong.
Sebanyak 867 rumah dan 200 KK terdampak. Selain itu juga ada 4 unit fasum tidak bisa digunakan karena genangan air.
Pj Gubernur Adhy mengatakan, semua tim gabungan dari BPBD, BBWS, Dinas PU Sumber Daya Air dan Dinas Sosial baik Provinsi maupun Kabupaten sedang bekerja menangani banjir tersebut dengan cepat. Seperti mengoptimalkan proses penyedotan debit air yang meluap ke pemukiman warga akibat hujan deras yang mengguyur di kedua daerah tersebut agar sesegera mungkin surut.
“Untuk sementara tiga mesin pompa sedang kita optimalkan untuk menormalisasi debit air di pemukiman warga agar segera surut. Alhamdulillah ini sudah mulai surut. Nanti kita siapkan Ampibi Ponton untuk mempercepat penyurutan genangan air. Kita juga akan cek terkait dengan pengerukan-pengerukan supaya aliran air bisa mengalir dengan cepat,” ujarnya.
Adhy mengaku saat melakukan normalisasi debit air banyak ditemukan enceng gondok. Selain itu excavator juga disiapkan untuk mengeruk karena terjadi pendagkalan sehingga tidak bisa menampung debit air yang tingggi.
Usai menyisir lokasi banjir, Adhy bersama Mensos juga melihat langsung kondisi warga yang berada di lokasi pengungsian. Untuk lokasi pengungsian warga terdampak banjir di Kabupaten Jombang berada di tiga titik yaitu balai desa Jomblok dengan jumlah pengungsi sejumlah 75 jiwa, balai desa Blimbing sebanyak 115 jiwa dan balai dusun Plosorejo sebanyak 29 pengungsi.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Mojokerto, terdapat sembilan lokasi pengungsian dengan jumlah total pengungsi sebanyak 406 jiwa. Adhy memastikan bahwa seluruh kebutuhan dasar para pengungsi di kedua daerah terdampak banjir tersebut akan terpenuhi selama di tempat pengungsian.
“Kita pastikan seluruh kebutuhan para pengungsi baik yang dewasa maupun yang anak-anak akan terpenuhi semua baik logistik, pakaian, kasur, selimut, matras sampai kebutuhan yang bersifat privasi seperti pakaian dalam kita akan penuhi. Intinya semua akan kita penuhi,” tuturnya.
Harapannya di pengungsian masyarakat terdampak tetap senang dan bahagia. Mereka tidak merasa terbeban karena banjir tersebut.
Untuk mendukung itu semua, Adhy beserta jajarannya akan terus melakukan koordinasi dan sinergi baik dengan lintas sektor vertikal maupun horisontal dalam percepatan penanganan bencana dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak.
Ia pun berharap, kondisi di kedua daerah baik Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto segera teratasi dengan cepat dan baik, sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali menjalani kehidupan sehari-hari.
“Semoga semuanya segera selesai, semua warga bisa kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti sedia kala. Semoga apa yang kita upayakan untuk menangani masalah banjir ini mendapat ridho dan kemudahan dari Allah SWT,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf mengatakan bahwa kehadiran jajarannya ingin memastikan bahwa segala kebutuhan warga terdampak banjir terpenuhi dengan baik. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian masyarakat sekitar dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada warga yang terkena musibah bencana banjir.
“Pada kesempatan ini kami memberi dukungan kepada para pengungsi atau warga yang terdampak atas banjir beberapa hari ini, saya melihat sisi positif dari masa kedaruratan ini yakni partisipasi masyarakat yang cukup tinggi, mulai dari dukungan keuangan, barang dan makanan selain dari bantuan pemerintah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan bahwa masa kedaruratan bencana yang mempunyai keterbatasan waktu nantinya akan diikuti dengan masa rehabilitasi. Oleh karenanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku leading sektor proses rehabilitasi dibantu dengan pemerintah daerah.
Selain itu, dirinya juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk terus waspada dan mencari informasi terkait perkiraan cuaca yang resmi dikeluarkan oleh pemerintah.
“Masa rehabilitasi ini sesungguhnya adalah masalah yang paling berat, pasti ada rumah yang rusak, baik rusak berat maupun rusak sedang. Pemerintah punya skema dalam menangani masalah rehabilitasi ini, biasanya dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk yang memimpin rehabilitasi,” katanya.
Ia juga mengajak kepada masyarakat untuk waspada. Pasalnya berdasarkan keterangan BMKG akan ada curah hujan tinggi hingga Februari disertai angin kencang.
"Saya mengajak untuk membiasakan diri update cuaca lewat penjelasan resmi pemerintah, sehingga kita bisa mengantisipasi segala sesuatunya,” pungkasnya.