Puluhan Sapi Terinfeksi PMK di Mojokerto Mulai Sembuh
- M. Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim-Puluhan sapi terinfeksi penyakit mulut dan kuku di Mojokerto mulai sembuh. Ini adalah upaya Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto dalam menangani penyebaran PMK.
Berdasarkan data dari Disperta Kabupaten Mojokerto, terdapat 241 sapi terpapar PMK di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan pada 29 Desember 2024. Memasuki awal Januari 2025, sekitar 80 ekor sapi dinyatakan sembuh.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Disperta Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah menjelaskan dari 241 sapi yang terpapar PMK, sepertiganya sudah sembuh atau sekitar 80-an ekor sapi.
"Sepertinya makin meningkat. Kalau di Kecamatan Kutorejo ada 58 ekor yang terpapar kemarin, sekarang semuanya sudah recovery (pemulihan), yang di Pacet pun sama,” ujarnya, Jumat 3 Januari 2025.
Sejak PMK merabak kembali pada awal Desember 2024, Disperta Kabupaten Mojokerto terus menggencarkan pemberian obat dan vaksinasi kepada sapi terpapar PMK. Seperti analgesik dan vitamin untuk pencegahan. Di samping itu, Disperta juga terus melakukan sosialisasi dan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada peternak.
“Obat-obatan diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sapi,” kata Tutik.
Pemberian obat-obatan ini diberikan secara bertahap kepada peternak di desa-desa. Prioritas utama adalah desa yang ada sapi terpapar PMK dan sekitarnya. Misalnya, di Desa Madureso, Kecamatan Dawarblandong serta Pageruyung dan Batankrajan, Kecamagan Gedeg.
“Setiap kecamatan ada petugas medik dan paramedik kita. Semisal ada kejadian, kita langsung cek kindisi dan memberikan vitamin,” tutur Tutik.
Sementara itu, jumlah sapi mati akibat terpapar PMK mengalami peningkatan. Dari 13 menjadi 16 ekor sapi per 3 Januari 2024.
“Sampai saat ini ada 16 ekor sapi mati dan 9 sapi dipotong paksa,” jelas Tutik.
Oleh karena itu untuk mencegah semakin merebaknya PMK, Disperta mengimbau untuk saat ini peternak tak mendatangkan sapi dari luar daerah karena sapi baru tak diketahui riwayatnya.
Meski begitu, tak ada pembatasan ternak yang masuk ke Mojokerto atau bahkan penutupan pasar hewan karena Disperta akan melakukan pemantauan. Selain itu, Disperta juga akan melalukan penyemporotan disinfektan di pasar hewan.
“Memang tidak ada larangan. Tapi Kita imbau para peternak tidak mendatangkan sapi baru. Karena kondisinya belum jelas (terpapar PMK atau tidak),” terang Tutik.