Aremania Kecam Mahfud MD Terkait Statmen Tragedi Kanjuruhan sebagai Pelanggaran HAM Biasa 

Menko Polhukam, Mahfud MD
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD menyebut Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM biasa. 

Kecelakaan Beruntun Terjadi di Tol Surabaya-Mojokerto, Bayi Usia 7 Bulan jadi Korban

“Kasus kerusuhan Kanjuruhan bukan pelanggaran HAM berat," kata Mahfud MD saat berkunjung di Pondok Pesantren Miftahussunnah asuhan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Kota Surabaya, pada Selasa, 27 Desember 2022 lalu. 

Mahfud MD menyampaikan itu mengacu pada hasil penyelidikan yang  dilakukan oleh Komnas HAM. Bisa jadi, kata dia, ada pelanggaran HAM biasa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 orang dan ratusan orang lainnya luka-luka itu.  

Ngaku Dirinya Mantan Cawapres Ganjar, Ini Ucapan Terima Kasih Mahfud MD ke Relawan di Tiktok

Namun hal itu, kata Mahfud, masih perlu dibuktikan dan saat ini masih dalam proses penyelidikan. “Mungkin pelanggaran HAM biasa, sekarang proses penyelidikannnya sedang berjalan," ujar Mahfud.

Hal ini mengundang kecaman dari Aremania. Mereka menilai statemen Mahmud MD justru membuat penanganan Tragedi Kanjuruhan semakin buram. 

Mahfud MD Nilai Kurang Tepat Program Makan Siang Gratis Masuk APBN 2025

Dikutip dari Viva.co.id, Salah satu Aremania, Helmi Saudi Umar menuturkan bahwa banyak pihak yang menilai Tragedi Kanjuruhan adalah pelanggaran HAM berat. 

Karena selain dugaan penembakan sesuai komando atasan, jumlah korban meninggal dunia cukup banyak. 135 manusia meninggal dunia dan 600 lebih orang terluka.

Aremania menyebut statmen Mahfud MD adalah sikap tidak tegas pemerintah dalam menjamin keadilan bagi warganya. Mereka menilai pernyataan Mahfud MD justru berpotensi membuat aparat penegak hukum menganggap Tragedi Kanjuruhan sebagai pidana yang biasa-biasa saja. Sementara korbannya ratusan jiwa. 

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. 

Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka. 

Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka.  

Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak. Korban meninggal dalam kejadian tersebut sebanyak 135 orang dan 600 orang lainnya mengalami luka-luka.