Mantan Panglima GAM Dukung UU TNI: Upaya Bantu Kuatkan Pemerintahan

Mantan Panglima GAM, Sayed Mustafa Usab
Sumber :
  • Istimewa

‎‎Dia mengakui sebagai mantan orang yang berseberangan dengan pemerintah pada saat itu, tak terpengaruh dengan hal-hal yang mendiskreditkan upaya pemerintah dalam memajukan sebuah negara melalui aturan-aturan yang ditentukan.

Polri dan TNI Terjun Langsung Bantu Perbaikan 9 Rumah Rusak Imbas Ledakan di Mojokerto

‎"Sayalah orang yang memformulasi damai antara GAM dan pemerintah Indonesia. Saya di pihak GAM pihak penguasa waktu itu Bapak Yusuf Kala. Pemikiran pemberontakan seperti dulu sudah tamat. Cuman apa yang kita mau itu adalah kesejahteraan yang sama di Aceh dengan di Papua, dengan di Ambon, di mana-mana, di Nusa, semua orang itu minta kesejahteraan. Tidak ada manusia yang minta kesusahan," terangnya.

‎Dia juga menyoroti adanya upaya segelintir elemen yang merongrong seolah undang-undang TNI atau revisi undang-undang TNI ini adalah sebuah blunder. Disahkannya UU TNI sendiri, menurut Sayed lantaran sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan pemerintah saat ini.

Kisah Karier Jenderal Agus Subiyanto: Ditolak Jadi Satpam hingga Diangkat Panglima TNI

‎"Jadi kalau kita tarik lagi ke belakang misalnya takut terjadi lagi dwi fungsi. Dulu waktu dwi fungsi pun, bagi saya tidak masalah. Masuk masa orde lama, tidak masalah. Malah dulu lebih ketat. Masyarakat itu lebih akur. Tidak seperti sekarang. Kalau sekarang kan sudah katakanlah reformasi ya, reformasi ini itu sama pak. Masyarakat bebas memang, tapi hancur-hancuran. Kita lihat di mana-mana. Ya kan? Di mana-mana kehidupan kita ini semakin berat," ungkapnya.

‎Dia menambahkan, tidak ada yang salah dengan disahkannya UU TNI. Hal itu menurut Sayed sebuah keharusan bagi semua pihak. Hadirnya polemik adalah hal yang wajar dalam aturan baru. Dia turut menyayangkan, proses penolakan atau protes beberapa elemen terkait hal itu disebut lambat.

Lewat Program Genting, Pemerintah Libatkan Orang Tua Cegah Stunting Anak

‎"Mungkin ini belum berjalan soalnya. Nanti kalau sudah oh begini toh hasilnya kan belum nih masih baru di ketok Palu belum jalan. Harusnya protesnya waktu jalan. Ya kan? Ya kan kita belum berangkat dan bilang itu ada bahaya. Karena kita belum tahu bahaya apa tidak. Mengingatkan itu boleh tapi jangan berlingar gitu," kata Sayed.

‎Sayed berharap semua pihak dapat meredam. Tidak ada lagi yang membuat onar di masyarakat. Dia juga mengecam beberapa tokoh yang mencoba menggiring opini seolah ada bahaya dibalik disahkannya UU TNI.

Halaman Selanjutnya
img_title