Perkuat Pemberdayaan Pesantren, Gubernur Khofifah Targetkan 1.000 Santri Digipreneur
- Viva Jatim/Nur Faishal
"(Jumlah) pesertanya luar biasa melebihi target ini, bukan tidak mungkin kita bisa membangun entreprise culture dan entrepreneurship ecosystem yang tidak hanya berasal dari SMK. Melainkan juga santri di pondok pesantren (ponpes). Program entrepreneurship ini disiapkan baik untuk santri yang masih aktif di ponpes atau yang sudah lulus untuk bisa merintis bisnis dengan pemanfaatan teknologi digital sesuai bakat dan peminatan. Sehingga ketika jadi alumni mereka bisa berwirausaha," terang Khofifah.
Diharapkan, lanjut Khofifah, melalui program ini santri bisa semakin memiliki rasa percaya diri dan dapat meningkatkan daya saing secara ekonomi. Di sisi lain juga memiliki kemampuan membangun bisnis dengan pemanfaatan teknologi digital. Serta mampu berkompetisi jika akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Plt Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi merinci pelatihan 1.000 santri digipreneur 2023 ini terbagi dalam 7 batch yang akan dilaksanakan pada Mei hingga November.
Beberapa narasumber yang digandeng pun berasal dari UNUSA, ITS, Universitas Ciputra Surabaya, IT Telkom Surabaya, PT Lelunvan Amarta Indonesia dan Founder Kawakibi sebagai praktisi UMKM.
Program 1.000 santri OPOP Digipreneur tahun 2023 ini, dijelaskan Wahid, merupakan implementasi program OPOP khususnya pilar santripreneur. Di mana tiga pilar tersebut meliputi, santripreneur, pesantren preneur, dan sosioprenueur.
Sebelumnya, Dindik Jatim juga telah berkolaborasi dengan OPOP sejak 3 tahun lalu, tepatnya tahun 2021 melalui program Bhakti SMK OPOP.
Pada program tersebut SMK-SMK di Jatim dengan kompetensi keahlian yang dimiliki memberikan pelatihan kepada santri ponpes anggota OPOP yang ada disekitar sekolah. Setiap tahunnya ada 9 Pondok Pesantren dengan masing-masing 10 santri yang sudah dilatih oleh 9 SMK di Jatim.