Potret Toleransi, Prosesi Memandikan Buddha Tidur di Mahavihara Mojopahit Libatkan Muslim
- M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Patung raksasa itu baru dicat warna emas tahun 1999. Karena emas dinilai sebagai warna paling bagus untuk menghormati Buddha Gautama. Patung ini juga disebut Buddha Maha Paranibbana. Yaitu menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama. Sang Buddha wafat dengan posisi seperti tidur miring ke kanan dengan telapak tangan kanan di bawah kepalanya. Pose tersebut sudah menjadi keseharian Sang Buddha setiap kali beristirahat.
Patung Buddha Maha Paranibbana dibangun sangat megah untuk menghormati guru agung Buddha, Siddhartha Gautama. Setiap vihara mempunyai patung Buddha tidur dengan ukuran bervariasi. Namun, sama-sama menggambarkan detik-detik wafatnya Buddha Gautama. Patung Buddha tidur di setiap vihara juga sama-sama menjadi simbol Agama Buddha yang digunakan untuk ritual pradaksina.
Buddha Gautama lahir dengan nama Siddhartha Gautama di Taman Lumbini, Kota Kapilavastu, India tahun 623 sebelum masehi (SM). Ia anak tunggal penguasa Kerajaan Kosala, Raja Suddhodana dan Dewi Maha Maya. Siddhartha mencapai pencerahan dan menjadi Buddha saat bertapa di bawah pohon Bodhi di Hutan Gaya, India tahun 588 SM pada usia 35 tahun.
Buddha Gautama wafat setelah 40 tahun mengajarkan Agama Budha pada tahun 543 SM. Ketiga peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang sama, yaitu pada purnama sidhi di Bulan Waisak dalam kalender Buddha. Momen kelahiran, mencapai pencerahan dan wafatnya Siddhartha Gautama diperingati sebagai Hari Raya Waisak oleh umat Buddha.