Total Korban Tragedi Kanjuruhan 574: 131 Meninggal, 443 Luka-luka
- IST/Viva Jatim
Jatim – Pemerintah Provinsi Jawa Timur merilis data terbaru korban Tragedi Kanjuruhan pada Kamis, 6 Oktober 2022. Mengacu pada data korban yang dirawat di rumah sakit, total korban peristiwa memilukan itu sebanyak 574 orang. Rinciannya, 131 orang meninggal dunia, 420 orang luka ringan dan 23 orang luka berat.
Dari semua korban, tersisa 66 korban yang masih dirawat di beberapa rumah sakit di Malang. Rinciannya, 32 orang dirawat di RS Saiful Anwa Malang, 9 orang dirawat di RSUD Kanjuruhan, 7 orang dirawat di RS Hasta Brata, 1 orang dirawat di RS Wajak Husada, dan 5 orang di RS Wava Husada.
Kemudian di RS UMM 1 orang, 2 orang di RS Prima Husada, 1 orang di RS Pindad, 3 orang di RST Soepraoen, 1 orang di RS Hasta Husada, 2 orang di R Aisyiah, 2 orang di RS Unisma, dan 1 orang di RSUD Kota Malang.
"Yang jelas pasien yang dirawat ada di ICU dan ruang biasa. Tapi terakhir kami lihat yang di ruang biasa juga bisa dipulangkan dan membaik. Di icu kondisinya ada yang berat belum stabil ada, tapi ada sebagian yang sudah membaik," kata Dirut RSSA Kota Malang Kohar Hari Santoso dikutip dari VIVA, Kamis, 6 Oktober 2022.
Mantan Kepala Dinkes Jatim itu mengatakan, untuk beberapa korban yang mengalami luka berat kondisinya butuh alat bantu pernapasan. Ada pula pasien yang mengalami pendarahan di pembulu darah hingga pasien yang mengalami patah tulang.
"Berat itu, jadi kesadarannya menurun dadanya sesak jadi kita bantu pakai alat alat bantu nafas. Juga ada yang pernah pendarahan di pembuluh darah dan terus kemudian kita lakukan tindakan tapi rupanya efek jauhnya masih memberikan efek. Beberapa tungkainya ada patah tulang dan masih kami rawat," ujar Kohar.
Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.
Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, sedikitnya 131 orang meninggal dunia.