Polres Tulungagung Ajak Perguruan Silat Bisa Tertibkan Tugunya Sendiri
- Madchan Jazuli/ Viva Jatim
Tulungagung, VIVA Jatim-Sempat terjadi penolakan keras dari beberapa perguruan diawal-awal imbauan Bakesbangpol Provinsi Jatim ke daerah-daerah, akhirnya disepakati di Tulungagung untuk ditertibkan tugu perguruan silat.
Polres Tulungagung bakal mendampingi proses penertiban yang tidak lama lagi dijadwalkan di Kecamatan Pakel Tulungagung.
"Kami sudah mapping lokasi-lokasi yang dijadikan sasaran utama. Harapannya adalah melakukan penertiban yang lain bisa tergugah untuk menertibkan sendiri tugu-tugu ada di tanah negara di wilayah masing-masing," ujar Kapolres Tulungagung, AKBP Teuku Arsya Khadafi, Rabu, 8 November 2023.
Pihaknya mengajak seluruh unsur masyarakat untuk membantu Forkopimda Tulungagung dan perguruan silat. Sebab tujuan langkah dan kesepakatan ini diambil adalah untuk memastikan Tulungagung ke depan menjadi yang lebih baik.
"Itu harapannya kita semua untuk Tulungagung yang lebih baik sudah tidak ada rapat-rapat, yang dibahas jadwalnya," bebernya.
AKBP Arsya menjelaskan bahwa semua perguruan silat bagaimana mengajarkan budi pekerti, dan olah tubuh yang memberikan kesehatan. Namun, melihat fenomena sosial tidak hanya di Tulungagung tidak sedikit konflik antar pergurun silat.
Ia mengaku bukan perguruan silat yang bermasalah, melainkan oknum-oknum pendekar yang menyalahgunakan organisasi. Karena tiap bulan Polres Tulungagung selalu melakukan perkumpulan yang disitu ada paguyuban seluruh perguruan.
"Oknum-oknum ini saat bermasalah menggunakan atribut silatmya. Sehingga ini menyebabkan masalah sosial luar biasa, khususnya di wilayah selatan (Tulungagung)," bebernya.
Ia menambahkan, melihat permasalahan adanya hal-hal berkaitan tugu silat di pinggir jalan. Ada beberapa yang meempari tugu membuat terjadi konflik, bahkan hingga merusak sekitar yang menciderai sebuah perguruan silat.
"Demi kepentingan masyarakat umum tidak perlu mati-matian untuk dipertahankan. Kita bisa menampilkam bahwa Tulungagung adalah kabupaten yang tertib dan aman," pungkasnya.
Sementara Ketua Rayon PSHT Terate Besuki, Suwanto mengatakan di wilayahnya sering kumpul ngopi bareng bersama pergurun lain. Perihal imbauan pembongkaran tugu jika sudah menjadi aturan langsung saja dilaksanakan.
"Sejak tajun 90an saya ikut perguruan, kalau masih ribut soal ini saya sendiri malu. Jika sudah aturan tertibkan, tegas saya. Tapi kalau masih musyawarah dengan kepala desa kasihan. Kalau aturan surat kalau tidak dibongkar, bongkar saja. Saya inginnya seperti itu," terang Suwanto.
Dirinya mengaku di daerahnya paling banyak perguruan di besuki, sebetulnya konflik ini tidak dari pengurus, melainkan ada yang berasal dari tokoh pautan.
Setiap wilayah, anak-anak perguruan ada tokoh yang dijadikan panutan, tidak selalu tokoh pengurus organisasi, bahkan pengaruh lebih besar.
"Pak Kepala Desa, Pak Camat tolong dirangkul, tidak hanya pengurus tapi tokohnya," tutupnya.