Pupuk Subsidi Komoditi Tembakau Dicabut Bikin Petani Tulungagung Kalangkabut
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Tulungagung, VIVA Jatim –Permentan No 10 tahun 2022 perihal pupuk subsidi dari 70 komoditi menjadi 9 komoditi membuat petani tembakau kalangkabut. Pasalnya, petani tembakau sangat bergantung pada pupuk sebagai bagian dari proses penanaman yang menghabiskan biaya operasional tinggi.
Endri Cahyono, Ketua Kelompok Petani Tembakau 'Tani Makmur' di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, menjelaskan bahwa keberadaan pupuk sangat membantu para petani di Tulungagung. Hal tersebut karena mayoritas petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar setelah subsidi pupuk dicabut.
"Mencapai tar nikotin pupuknya harus kuat, rata-rata disini 100 ru kalau saya minimal ya 6 sak. Sedangkan subsidi sendiri (dulu) 1 ha cuma sekitar 300 kilo, kan sangatlah banyak kurangnya kemarin," ujar Endri Cahyono, Kamis, 16 November 2023.
Menurutnya, pada prinsipnya tembakau disini menjadi khas Tulungagung menghendaki Tar Nikotin tinggi, tidak seperti petani-petani tembakau yang ada di wilayah lain. Kalau di wilayah lain memamng dari pupuk subsidi kurang, kalau ini masih sangat banyak, karena dalam per hektar menggunakan pupuk minimal 1,5 ton.
Petani Tembakau di Tulungagung cukup mengeluhkan dengan membeli pupuk non subsidi dengan harga yang melambung. Sementara harga tembakau sendiri terbilang stabil, dan menyesuaikan kualitas tembakau untuk rokok yang bermutu.
Pria yang sejak bujang menanam tembakau ini tidak menggunakan Pupuk Urea untuk tembakau sangat sedikit, karena harus menggunakan ZK dan NPK terutama untuk kualitas kering. Pasalnya, menggunakan ZK ditambah NPK kualitas termbakau sangat bagus.
"Mungkin penilaian dari pedagang-pedagang membuat kualitas rokok lentur, ulet, terus warna termasuk sangat mendukung," bebernya.