Limbah PG Mojopanggung Bocor! Warga Mengeluh Gatal-gatal

Banjir campur limbah PB Mojopanggung genangi pemukiman warga
Sumber :
  • Jazuli/Viva Jatim

JatimBanjir bercampur limbah Pabrik Gula (PG) Mojopanggung, menyebabkan warga di Desa Sidorejo, Kabupaten Tulungagung mengalami gatal-gatal pada kulit dan diare. 

Komitmen GISLI Tulungagung Bantu Program Pemerintah Jadi Poros Maritim Dunia

"Ada beberapa warga yang mengeluh gatal-gatal dan sebagian mengalami gangguan diare,” terang Kepala Puskesmas Kauman, Ahmad Ardianto usai mengecek kondisi warga Desa Sidorejo, Minggu 30 Oktober 2022.  

Ardianto mengatakan, dari laporan yang diterima pihaknya, penyebab gatal-gatal tersebut karena adanya campuran limbah yang mencemari banjir. “Kita sudah melakukan pemeriksaan, meninjau kondisinya bagaimana,” katanya. 

Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung

Ardianto merinci, total ada 40 warga yang telah dicek berkaitan dampak kesehatan. "Kondisi warga secara umum masih baik. Sementara keluhan relatif ringan, gatal-gatal penyakit kulit biasa, flu biasa tidak terlalu mengkhawatirkan," ungkapnya.

Baca juga: Limbah PG Mojopanggung Rendam Pemukiman Warga, Aktivis Lingkungan: Pasang CCTV

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

Selain melakukan pengecekan, Puskesmas Kauman juga berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk mengusulkan pengobatan masal. 

Sumber Air Minum Tercemar

Sedangkan terkait sumber air minum yang konsumsi warga yang diduga ikut tercemar, Ardianto mengaku masih akan melakukan penelitian lebih lanjut. Sementara sampel air sudah diteliti di laboratorium. 

"Kita ada program dari sanitasi akan memeriksa sumber airnya. Masih akan dicek kandungannya di Labkes. Kalau ada pencemaran bisa berpengaruh. Kira-kira maksimal hari Kamis hasilnya keluar," katanya.

Terpisah, Juru Kampanye Hutan, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi, Munif Rodaim meminta pihak PG Mojopanggung bertanggung jawab atas dampak limbah pabriknya, dan memulihkan lingkungan yang diduga rusak karena limbah tersebut.

Baca juga: Banjir Limbah, Aktivis Lingkungan Soroti IPAL Milik PG Mojopanggung

"Indikatornya biota sungai yang mati, seperti yuyu (jenis kepiting ukuran kecil). Padahal (yuyu) kuat dalam air yang tercemar, apalagi ikan, pasti sudah mati," tegas Munif.

Sebelumnya, pihak PG Mojopanggung telah mengakui jika limbah pabriknya bocor dan masuk ke pemukiman warga akibat dampak alam. Air sungai yang meluap dan Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang keluar mencemari permukiman warga.

PG Mojopanggung menjanjikan akan mengecek lokasi dan melakukan penyumbatan-penyumbatan agar tidak terjadi luberan air limbah.