Perbedaan Kupatan Durenan Trenggalek, Tetap Pertahankan Aspek Silaturahmi

Tumpeng Ketupat di Durenan Trenggalek.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Trenggalek, VIVA Jatim – Tradisi kupatan di Durenan Kabupaten Trenggalek berbeda dibanding daerah lain. Niat silaturahmi tetap dipertahankan sebagai penutup Bulan Ramadan sekaligus puasa sunnah 6 hari.

Pohon Tumbang Sempat Lumpuhkan Jalan Nasional, 2 Korban Dilarikan ke RSUD Trenggalek

Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum Durenan Trenggalek, KH Abdul Fattah Mu'in mengungkapkan bahwa kupatan di Durenan tetap dipertahankan. Berbeda dengan daerah lain yang banyak mengadakan hiburan sebagai acara utama.

"Kalau sini pembeda dengan yang lain kalau yang ini itu masyarakat orang awam kesana kemarin itu kesini niatnya silaturahmi yang tidak bisa ditiru itu," ujar KH Abdul Fattah Mu'in, Rabu, 17 April 2024.

Perempuan di Trenggalek Tewas Tertimpa Pohon Asam Setinggi 11 Meter

Kiai Fattah menerangkan di daerah lain tidak sedikit yang mengadakan kupatan mungkin ada iuran sebagai dana digunakan hiburan. Ketika tidak ada acara, maka masyarakat tidak berkunjung silaturahmi.

"Manakala tidak ada hiburan ya tidak ada yang datang. Kalau sini memang tujuannya silaturahim, ingin ziarah (sowan) ke rumah kiainya," ujarnya.

Pjs Bupati Trenggalek Tanggapi Pandangan Umum Fraksi DPRD terkait Ranperda APBD 2025

Beliau menerangkan bahwa kupatan disini diperingati lebih dari 200 tahun yang lalu. Mulai zaman kakek beliau, dahulu cuma satu rumah dan merembet 3 rumah keluarga pondok.

Hingga akhirnya, seperti sekarang ini menurut Kiai Fattah sudah meluas ke berbagai desa se-Kecamatan Durenan, bahkan Trenggalek.

Halaman Selanjutnya
img_title