Husain, Debaters Asal Desa Raih Perak di Kancah Dunia

- Dokumen Husain
Jatim – "Meskipun kita orang desa, orang terpencil di Indonesia, khususnya saya, sebenarnya kita mampu sebenarnya, bisa bersaing di kancah internasional," ungkap Muhammad Husain Rifa’i.
Keberhasilan tidak pernah memandang asal, maupun strata sosial. Pun latar belakang, tak menjadi kejumudan untuk meraih kesuksesan. Itulah yang dialami Muhammad Husain Rifa’i. Debaters asal Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung yang beberapa waktu lalu menyabet medali perak di Qatar.
Siapa sangka, Husain lahir dari desa bisa mengharumkan nama Indonesia dalam 2nd Asian Debating Championship (AADC) Qatar Debate 2023. Digelar di Muscat, Oman pada 26 Januari hingga 3 Februari 2023 lalu.
Dirinya tidak sendiri, tetapi bersama tiga mahasiswa dari Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ajang bergengsi debat dua tahunan tersebut diikuti ratusan peserta dari berbagai negara.
Kesuksesannya bukanlah seperti membalikkan telapak tangan. Ada perjuangan yang tanpa lelah dalam menempa diri. Di sisi lain, ia menuturkan orang Indonesia memiliki potensi sekaligus anugerah yang luar. Yaitu memiliki lisan sempurna di bidang melafalkan baik Bahasa Arab, Inggris dan lainnya.
"Saya melihat kemarin seperti Korea, ada Vietnam, di mana negara-negara itu kesulitan dalam bersaing (debat) internasional dikarenakan kesulitan dalam menggunakan bahasa asing. Mulut kita bisa digunakan oleh segala bahasa. Khususnya yang saya tekuni di debat persaingan kebahasaan Bahasa Arab," ujarnya.
Pria yang hobi bermain Futsal ini sering menyampaikan kepada adik-adik hingga teman-temannya bahwa pola pemikiran orang asing tidak jauh dengan pemikiran di Indonesia.
Tinggal bagaimana santri atau mahasiswa ikut terjun dan benar-benar menekuni. Pasalnya, itu yang ia alami selepasa mengikuti debat Bahasa Arab bertemu dengan debater-debater asing dari luar negeri.
Diketahui, debat di Qatar diikuti oleh 18 negara, 320 peserta, yang mewakili 42 universitas. Negara yang ikut berpartisipasi diantaranya ialah : Qatar, Oman, Arab Saudi, Azerbaijan, Australia, Indonesia, India, Irak, Kuwait, Yordania, Lebanon, Pakistan, Malaysia, Korea Utara, Palestina, Thailand, Vietnam dan Yaman.
"Saya juga bertemu (debat melawan) Qatar, Lebanon, dan Vietnam. Mereka pun, dalam logika, analisis masalah dan sebagainya tidak terlalu jauh. Kita sebenarnya bisa bersaing di segala sisi tidak hanya di debat Bahasa Arab," terangnya.
Tips Sukses Bersaing di Dunia Global
Husain membagikan tips untuk menjadi pribadi yang mampu bersaing di kancah global dari pengalaman yang telah ia lewati. Baginya, untuk santri, pelajar, mahasiswa, dan remaja harus mengenali potensi diri. Kalau dirinya mempunyai hobi atau mempunyai kesenangan dalam bidang debat bahasa Arab.
"Temukan dulu, yang suka nyanyi. Temukan apakah nyanyi ini bener-bener potensi kalian. Setelah itu potensi tersebut jadikanlah hobi," bebernya.
Semasa sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 3 Blitar, ia mulai belajar Bahasa Arab. Masih dalam kegagalan, belum sampai berhasil. Baru sampai kuliah, ia menemukan tips dan menemukan potensi. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menjadikan potensi ke sebuah hobi.
"Ketika kita mendalaminya bukan lagi menjadi beban, karena itu sudah menjadi hobi," jelasnya.
Tips selanjutnya, mahasiswa semester 6 ini menjelaskan harus ada penekanan-penekanan di dalam diri sendiri.