Imunisasi Capai 31,6 Persen, Ini Penjelasan Dinkes Kabupaten Kediri

Ilustrasi Imunisasi
Sumber :
  • Istimewa

Kediri, VIVA Jatim – Program imunisasi di Kabupaten Kediri mencapai 31,6 persen. Dinas Kesehatan kabupaten setempat akan terus menggenjot imunisasi agar upaya memperkuat daya tahun tubuh balita di Kabupaten Kediri sesuai harapan.

Inspektorat Pastikan Tak Ada Penyimpangan Anggaran di Dinkes Kabupaten Mojokerto

"Alhamdulillah untuk tahun 2023 sudah meningkat dan tahun ini sampai dengan bulan April 2024 kita mencapai 31,6 persen. Walaupun masih dibawah target, seharusnsya kita bisa mencapai 33 persen," ujar Kepala Dinkes Kabupaten Kediri, dr Ahmad Khotib, dikutip VIVA Jatim, Kamis, 16 Mei 2024.

Khotib mengaku agak sedikit prihatin capaian ini tidak merata untuk seluruh wilayah. Termasuk ada wilayah capaian tinggi melebihi target, ada yang masih dibawah target.

60 Persen Calon Jemaah Haji Kabupaten Kediri Rentan Alami Hipertensi

Oleh sebab itu, pihaknya berupaya kepada seluruh nakes bekerja keras serta minta dukungan semua komponen. Seluruh stakeholder terkait, pun juga Organisasi Perangkat Deerah (OPD).

Dinkes Kediri juga menggandeng semua tokoh masyarakat supaya seluruh anak-anak di Bumi Panjalu mendapatkan hak. Yakni untuk terbebas dari ancaman berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Senyum Ratusan PKL Dapat BLT, Mas Dhito: Belanjakan untuk Usaha

"Kita harus bekerja keras untuk itulah kita minta dukungan dari semua komponen masyarakat. Dinkes tidak bisa bekeja sendirian," imbuhnya.

Dirinya menambahkan, kebijakan pelaksanaan imunisasi sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bahwa bagi anak diharuskan imunisasi lengkap. Total ada 11 imunisasi dari usia nol hingga kurang dari 1 tahun. Mulai PCG, TBC, Polio hingga Campak.

Ia mengaku, selain 11 vaksin bagi anak di bawah usia 1 tahun, ada lagi tambahan bagi anak usai Sekolah Dasar (SD). Adapun penambahan 3 imunisasi yaitu vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Vaksin HPV diterapkan untuk mencegah kanker serviks ini diberikan untuk anak-anak sekitar kelas SD kelas 5 dan 6 yaitu untuk mencegah HPV.

Khotib menambahkan yang baru mencegah Pheunomia menggunakan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), untuk mencegah anak-anak dari penyakit sesak. Ini yang seringkali juga banyak menjadi masalah disamping masalah gizi dan penyebab kematian.

"Itulah kenapa menjadi 14 vaksin yang harus kita berikan kepada anak-anak. Sudah disosialisasikan dan ditengarai kanker serviks ini dimulai dengan adanya inveksi disebut papiloma. Makanya sekarang dibuka vaksinasi namanya HPV," tandasnya.

Senada, Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), dr Chasan Ismail, mengungkapkan, dua tahun yang lalu imunisasi tidak selengkap sekarang. Pasalnya, dalam hal kesehatan bagi balita saat ini pemerintah sudah memebrikan imunisasi yang cukup lengkap bagi anak Indonesia.

Chasan menjelaskan, dahulu Vaksin PCV untuk pencegahan phenemoni belum ada. Termasuk rotavirus juga belum ada, sehingga imunisasi masih dalam imunisasi yang bukan imunisasi rutin.

"Artinya, imunisasi tambahan dari segi harga mahal. Tapi saat ini imunisasi sudah kita jumpai di posyandu dan puskesmas. Artinya imunisasi dasar penting untuk diberikan kelengkapan," ulasnya.

Dikatakan Chasan, memang menurut penelitian yang ada, semakin lengkap imunisasi bagi seorang anak maka memberikan proteksi atau perlindungan yang lebih maksimal. Tentunya ini sudah dilakukan ada dasarnya dari penelitian yang sudah, dari WHO, dari Kemenkes untuk menetapkan jadwal imunisasi.

Dia membeberkan, imunisasi di bawah 1 tahun disebut imunisasi dasar. Sedangkan di atas 1 tahun disebut imunisasi booster lanjutan, atau ulangan sebenarnya kurang lebih sama. Sedangkan untuk yang kurang 1 tahun sebagai perlindungan dasar anak agar tidak tertular penyakit di usia lebih dini.

"Imunisasi ulangan atau bioster sebagai penguat agar kekebalan ini berlangsung akan lebih panjang atau lama," tukasnya.