Penjelasan Dokter Soal Bahaya Ramuan Tradisional untuk Bayi

Ilustrasi ramuan tradisional
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Beberapa waktu lalu jagat media sosial dihebohkan dengan berita seorang bayi yang baru berumur 54 hari meninggal dunia usai diberi ramuan tradisional. Nasib malang yang menimpa bayi tak berdosa itu memicu perhatian publik. 

Bayi Dalam Kardus Ditemukan di Depan Rumah Warga Mojokerto, Ada Surat Wasiat Sang ibu

Pakar Kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr. Richard S.N. Siahan, M.Si.,MARS turut prihatin dengan nasib bayi tersebut. Ia pun menyarankan para orangtua agar tak menggunakan jamu untuk mengatasi gejala penyakit yang dialami bayi. 

“Menurut saya, kurang disarankan memberikan jamu ke bayi. Kalau mau ya minyak-minyak (untuk tubuh luar) atau dihirup, minyak esensial. Itu kan lebih aman,” kata dr Richard seperti dikutip dari laman VIVA Lifestyle pada Jumat, 20 Januari 2023. 

Klinik Bayi Tabung di Surabaya Ini Raih Akreditasi Internasional Pertama di Indonesia Timur

Dokter di RSUD dr Chasbullah Abdul Majid Bekasi itu memaparkan bahwa saat ini rata-rata penelitian terkait jamu masih praklinis dan kalaupun ada studi klinisnya, itu hanya diperuntukkan kepada orang-orang dewasa. Dan tidak untuk balita. 

“Kalau dewasa, berat badannya itu yang aman 30 kilogram ke atas, itu dianggap dosis dewasa biasa kami kasih. 30 kilogram kurang lebih usia 12 tahun lah ya, masih aman,” terangnya. 

Geger Penemuan Bayi Laki-laki Dalam Kardus di Surabaya, Ini Penjelasan Polisi

Dr Richard juga mengingatkan agar masyarakat tak sembarangan dan asal meracik ramuan tradisional sendiri. Ia menyarankan agar berpegang kepada panduan yang sudah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam panduan itu, dijelaskan bahan-bahan dan takaran bahan yang aman digunakan oleh masyarakat. 

Menurutnya, saat ini belum banyak literatur yang membahas interaksi antara satu herbal dan lainnya. Oleh sebab itu, dia sekali lagi menegaskan agar orang-orang menggunakan panduan meramu jamu yang sudah ada bukannya meracik secara sembarangan. 

“Pakai ramuan yang sudah ada. Terpercayalah, jangan nyampur-nyampur sendiri,” terangnya. 

Pengobatan sendiri atau swamedikasi dilakukan untuk mengatasi kondisi sakit ringan seperti sakit kepala. Namun apabila pusing atau gejala yang coba diatasi berkelanjutan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. 

Richard menambahkan, khasiat jamu bukan hanya ditentukan dari pengolahan semata tetapi juga bahan bakunya, cara menanam, jenis tanah yang digunakan untuk menanam bahan itu, waktu panen hingga bagian mana dari bahan itu yang digunakan.