Sempat Vakum 2 Tahun, Fashion on Pedestrian Kembali Digelar Banyuwangi

Sempat vakum, Fashion on Pedestrian kembali digelar di Banyuwangi
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Pemkab Banyuwangi kembali menggelar peragaan busana batikFashion on Pedestrian” di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan setelah sempat vakum dua tahun, Jumat sore 30 September 2022. 

Soal Puncak Peringatan Otoda XXVIII, Istana Tegaskan Jokowi tak Ada Jadwal di Surabaya

Ajang ini menjadi wadah kreativitas para model dan desainer anak-anak muda di Bumi Blambangan – nama lain Banyuwangi -- sekaligus mengkampanyekan program "Bangga Buatan Indonesia".

Di even yang digelar di sebuah pedestrian area creative space di Gasibu Blambangan dan menjadi rangkaian Banyuwangi Batik Festival (BBF) itu, terlihat 100 model dari kategori anak-anak hingga dewasa. 

Kata Jokowi Soal MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar

Para model tersebut, melenggang di trotoar creative space area RTH Taman Blambangan yang telah disulap menjadi panggung catwalk. Dengan luwes mereka memeragakan aneka busana batik dengan motif sisik. 

Para model, ada yang mengenakan busana batik hasil desain sendiri, ada juga hasil kolaborasi dengan desainer lokal. Tema busana yang disajikan mulai kasual, busana pesta, hingga busana kerja.

Dekranasda Bina Perajin Batik Khas Gresik, Optimis Go Internasional!

Baca juga: Wings Air dan Super Air Jet akan Buka Rute Penerbangan di Banyuwangi

Saat pertunjukkan dimulai, para model lokal ini tampil layaknya model profesional. Dimulai dengan kategori anak, beragam busana batik kasual dengan warna-warna cerah pun mendominasi. 

Berlanjut kategori remaja yang membawakan busana pesta, kain batik berhasil disulap menjadi aneka busana yang berkesan elegan dan mewah. Dilanjutkan parade busana kerja oleh kategori dewasa dengan desain busana yang lebih formal.

Ajang ini ditutup dengan parade puluhan model bertubuh oversize yang mempergakan busana pesta kategori dewasa.

"Ini adalah cara untuk mendukung industri sektor kreatif, khususnya batik, di Banyuwangi. Ajang semacam ini akan terus kita gelar sebagai salah satu pendorong pemulihan ekonomi," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat membuka acara. 

Sekadar tahu, Banyuwangi Batik on Pedestrian ini digelar rutin tiap tahun sejak 2013, namun sempat vakum dua tahun karena pandemi Covid-19, dan sekarang parade fashion batik di trotoar ini kembali digelar tahun ini. 

Baca juga: Di Usia 50 Tahun, Ikawangi Terus Mengharumkan Nama Banyuwangi

"Lewat ajang ini, kami berharap para perajin batik lokal kembali bergeliat. Kembali berkreasi setelah stagnan karena pandemi, dan tentunya pesanan kain batiknya juga kembali pulih," kata Ipuk. 

Kampanye Batik Lokal

Bagi Ipuk, BBF juga menjadi wadah kreativitas anak-anak muda daerah yang memiliki passion di bidang fashion, khususnya batik. Selain juga sebagai sarana mengkampanyekan produk lokal. 

"Ini sesuai arahan Presiden Jokowi agar kita semua bangga menggunakan produk dalam negeri. Mari kita dukung program Bangga Buatan Indonesia," kata Ipuk. 

Ipuk pun menegaskan, ajang semacam ini akan terus digelar di Banyuwangi. “Kami yakin dengan terus memberikan panggung seperti ini akan mampu memunculkan bibit-bibit desainer potensial daerah."

"Selain itu, ini juga cara menumbuhkan kecintaan anak-anak muda pada kain batik yang merupakan warisan budaya bangsa,” sambung Ipuk.

Baca juga: Kisah Farel Prayoga, dari Pengamen Jalanan hingga Tampil di Istana

Ajang ini disambut antusias oleh para peserta. Salah satunya, Aliena Miesha dari SMA 2 Taruna Bhayangkara, Genteng. Dalam kesempatan ini Aliena memperagakan busana pesta yang dia rancang sendiri bersama sang ibunda. 

"Senang bisa ikut lagi. Dulu pernah ikut, lalu vakum karena pandemi. Ini kesempatan menyalurkan passion saya," kata Aliena. 

Banyuwangi Batik on Pedestrian ini mendapat apresiasi positif dari desainer Philip Iswardono, desaine nasional yang beberapa kali terlibat dalam ajang fesyen ini. Menurutnya, gelaran fesyen di Banyuwangi tahun ini mengalami peningkatan kualitas.

“Kreativitas peserta sudah semakin baik. Hanya perlu sedikit pendampingan agar mereka lebih memahami tema. Misalnya, konsep yang benar untuk busana pesta itu seperti apa, sehingga desain mereka bisa benar-benar diterima pasar,” kata Philips.