Ternyata Sunat Perempuan Tidak Baik bagi Kesehatan Reproduksi, Mengapa?

Ilustrasi Handuk
Sumber :
  • Viva.co.id

Surabaya, VIVA Jatim – Dalam Islam, sunat adalah hal penting yang tak boleh dilewatkan oleh setiap orang, utamanya kaum laki-laki. Akan tetapi, tradisi yang masih melekat kuat di masyarakat yakni sunat juga diberlakukan untuk perempuan. Hal itu diyakini sebagai salah satu upaya mencapai kesempurnaan dalam beragama. 

Raperda APBD 2025 Disetujui Jadi Perda, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas

Namun demikian, dikutip dari VIVA, Kamis, 30 November 2023, Pakar kesehatan reproduksi dan kader ‘Aisyiyah Jawa Barat, Dian Indahwati, memberikan penjelasan mengenai perbedaan yang signifikan antara sunat laki-laki dan perempuan dalam acara Gerakan Subuh Mengaji pada Rabu, 22 November 2023.

Dian Indahwati mengatakan bahwa sunat laki-laki, atau yang dikenal sebagai sirkumsisi, merupakan tindakan permanen yang melibatkan pengangkatan seluruh bagian preputium yang menutupi kelenjar penis.

Waspada 5 Jenis Penyakit yang Datang Kala Musim Hujan, Begini Cara Cegahnya

Sunat laki-laki tidak hanya dianjurkan sebagai bagian dari tradisi dan ajaran agama, tetapi juga memiliki dasar medis yang kuat, dianggap efektif dalam menjaga kebersihan organ genital laki-laki.

Tindakan ini dapat dilakukan sebagai bagian dari tradisi dan ajaran agama, juga untuk alasan medis seperti memperbaiki kondisi kelainan seperti fimosis, di mana preputium tidak dapat ditarik ke belakang.

Viral Video Perundungan Anak Perempuan di Gresik, Korban Dibentak dan Ditendang

Dian Indahwati menekankan bahwa sunat laki-laki dapat dilakukan secara elektif dengan tujuan meningkatkan kebersihan, mencegah penyakit menular seksual, termasuk HIV. Pengambilan preputium, dalam konteks ini, dipandang sebagai langkah preventif yang dapat mengurangi risiko tertentu.

Namun, perempuan memiliki anatomi yang berbeda, dan klitoris pada perempuan tidak berfungsi untuk berkemih sehingga tetap terjaga kebersihannya.

Halaman Selanjutnya
img_title