Kabar Baik Nelayan Tulungagung! SPBN Segera Dibangun di Pantai Popoh

Pengisian BBM khusus nelayan di Pantai Selatan Tulungagung-Trenggalek
Sumber :
  • VIVA Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA Jatim – Kabar baik bagi para nelayan pantai selatan Kabupaten Tulungagung. Mulai tahun 2024 ini, bakal dibangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Saat ini masih dalam proses perizinan.

H+1 Lebaran Wisata Pantai Selatan Diprediksi Membludak, Jadi Atensi Satlantas Polres Tulungagung

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tulungagung Lugu Tri Handoko mengatakan, pembangunan SPBN itu diusulkan pada 2023 lalu. Untuk BBM subsidi dan SPBN masih dalam proses kerjasama dengan pihak ketiga. 

"Rencana nanti dibangunkan di Popoh. Itu kewenanganya di tingkat 1 (provinsi), ini masih proses perizinannya, rencana tahun 2024 ini mau dibangun," ujar Tri Handoko, Jumat, 3 Mei 2024.

Polres Gresik Cek Stok BBM Subsidi di SPBU Jelang Hari Raya, Belum Ditemukan Penyalahgunaan

Menurut Tri Handoko, izin pembangunan SPBN itu harus melalui pemerintah provinsi, sedangkan Dinas Perikanan hanya menyetujui dan mengetahui karena data nelayan ada di daerah. 

Saat ini proses izin masih di Kementerian Perikanan dan Kelautan. "Mulai perizinan sampai untuk membangun dari provinsi ke pusat," ungkapnya.

Pantai Coro Tulungagung Tawarkan Keasrian Panorama Alam

Lokasi pembangunan SPBN dipilih di Pantai Popoh lantaran letaknya berada di tengah-tengah. Terlebih jumlah nelayan paling banyak ada di Popoh sebanyak 500 orang.

"Yang dari Kalidawir maupun Jengglung boleh, makanya kita mempermudah akses di tengah. Karena yang paling banyak nelayan di Pantai Popoh, Sidem Besole 500 orang," jelasnya.

Tri Handoko mengaku, untuk ambang batas nelayan dalam membeli solar sesuai kuota. Kuota tersebut berasal dari masing-masing kelompok yang memilih berapa orang yang akan pergi melaut.

Termasuk berasal dari kapasitas kapal dengan satuan groos per ton atau GT. Masing-masing kelompok maupun nelayan memiliki kapal bervariasi, mulai di bawah 5 GT, 7 GT, 10 GT, hingga di atasnya.

Demikian juga lama dalam melaut akan menentukan seberapa banyak solar yang bisa dibeli.

"Tidak boleh langsung beli 100 sampai 150 liter. Kita hitung kapal yang berangkat kelompoknya berapa. Lalu memakai aturan GT, kalau GT besar otomatis melautnya lebih jauh," tandasnya.

Selama ini para nelayan mengaku sering kesulitan dalam mengakses. Hanya untuk membeli solar, para nelayan harus menempuh puluhan kilometer

Nelayan Pantai Sine misalnya, untuk melaut membeli solar harus melalui kelompok dan turun gunung ke daerah dataran yang berada di Kalidawir.

Hal itu cukup menyulitkan nelayan. Selain jarak yang ditempuh menggunakan biaya tambahan, jumlah setiap nelayan dibatasi sehingga tidak mudah untuk rutin melaut.