Dinas Peternakan Pastikan Kesehatan Hewan Kurban di Trenggalek

Hewan ternak di Kabupaten Trenggalek.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Trenggalek, VIVA Jatim – Tinggal menghitung beberapa pekan menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha yang identik dengan berkurban hewan ternak. Dinas Pertenakan Kabupaten Trenggalek memastikan keamanan hewan yang akan disembelih terbebas dari penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). 

PKB Surabaya Mulai Sosialisasikan Eri Cahyadi-Armuji ke PAC dan Ranting

Hal ini dingkapkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani. Pihaknya sejuah ini belum menerima laporan adanya temuan kasus penyakit yang menimpa hewan ternak sapi yang cukup mematikan.

"Kalau LSD belum ada laporan. Di Trenggalek tidak ada laporan dengan petugas kita, laporan penyakit tidak ada yang LSD," papar Ririn Hari Setiani, Rabu, 29 Mei 2024. 

Idul Adha, PKS Jatim Bagi-bagi 200 Ribu Paket Daging Kurban

Ia mengatakan bahwa pembeli maupun masyarakat yang membeli di pasar tidak mengetahui bagaimana riwayat ternak tersebut. Termasuk berasal dari mana hewan tersebut selama proses penggemukan, sehingga masih rawan adanya penularan LSD.

"Mereka yang mati ada sapi yang baru, kadang tanpa tahu riwayat vaksinasinya atau memang tidak mau vaksinasi dan daerah mana," ulasnya.

Pesan Perdamaian untuk Palestina Warnai Tradisi Mengarak Kambing untuk Kurban di Malang

Ririn menerangkan bahwa pihak pemerintah dalam menangani kasus LSD dan PMK beberapa tahun sebelumnya dengan memberikan vaksin kepada hewan ternak. Karena kemarin lebih dari 50 persen sudah divaksin seluruh Trenggalek.

Dikatakannya, selama proses pemberian vaksin berkeliling door to door ke para peternak maupun masyarakat yang memelihara. Namun, usaha tersebut tidak disambut baik oleh masyarakat, tidak sedikit yang menolak untuk diberi vaksin.

"Kita datangi pun mereka dengan sisa ternak yang dimiliki juga tetap tidak mau. Itu virus kan mas, jadi kita tidak bisa. Kalau sudah kena itu kan virus. Kalau PMK mungkin masih ada laporan ya, tapi ada yang sembuh atau tidak, ada yang laporan tiba-tiba mati," imbuhnya.

Disinggung memperketat perdagangan hewan ternak yang terbebas dari penyakit. Ririn mengaku sudah dilakukan di pasar, karena sudah ada petugas yang berjaga untuk mengawasi lalu lintas hewan. Apabila ditemukan indikasi hewan yang sakit, langsung akan diarahkan putar balik alaias pulang.

"Biasanya lalu lintas ada suratnya, kebanyakan tidak mau mencari padahal gratis kalau antar (kabupaten) sini, kalau antar Provinsi ada PAD, sekarang lalu lintas juga makai aplikasi," bebernya.

Sebagai informasi, pada tahun 2022 jumlah capaian vaksinasi ternak mencapai 54,261 persen. Lalu di tahun 2023 49,59 persen dari total keseluruhan hewan ternak yang tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Trenggalek.