Ditanya soal Prof Bus Dipecat karena Tolak Dokter Asing, Rektor Unair: No Comment

Rektor Unair Mohammad Nasih.
Sumber :
  • Istimewa

"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda," ujarnya.

Maju Pilkada 2024, Cawabup Mujahid Ansori Janji Bawa Kemajuan Pamekasan

Pemecatan Prof Bus memantik protes dari ratusan orang dari civitas akademika Fakultas Kedokteran. Mereka kemudian menggelar aksi pada Kamis kemarin di halaman Kampus A Unair. Ada puluhan guru besar FK Unair ikut serta dalam aksi tersebut. 

Dimulai sejak pukul 13.00 WIB, aksi diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Unair, lalu dilanjutkan dengan pembacaan petisi. Setelah itu, secara bergantian beberapa dari guru besar yang hadir berorasi di depan.

Kunjungi Trenggalek, Luluk Ingin Wujudkan Budi Daya Lobster Berkualitas

Salah satu yang hadir ialah Profesor Puruhito, mantan Rektor Unair. Dia mengatakan bahwa ia dan seluruh peserta aksi menolak pemecatan Prof Bus dari jabatan Dekan FK Unair. Ia menuntut pimpinan Unair mengembalikan jabatan Prof Bus. 

Puruhito menilai, keputusan pimpinan kampus memecat Prof Bus tidak berdasar. Semua syarat untuk memberhentikan Prof Bus tidak terpenuhi. Karena itu, pemecatan Prof Bus dinilai Puruhito dan peserta aksi janggal. 

UMKM Rosela di Kediri Bisa Tembus Pasar Prancis lewat Bantuan Mas Dhito

Menurut Puruhito, semestinya Prof Bus diapresiasi, bukan sebaliknya. Selama menjadi dekan, Prof Bus telah membawa FK meraih kemajuan besar. Peringkat Unair naik ke Posisi 308 menurutnya lebih banyak karena kontribusi Fakultas Kedokteran semasa dipimpin Prof Bus.

Puruhito menyebut, Prof Bus adalah sosok kebanggaan keluarga besar Unair karena yang bersangkutan selama menjadi dekan telah membawa kemajuan besar bagi Fakultas Kedokteran. "Justru di tangan dialah Unair mengalami kemajuan pesat," katanya.