Tangis Pecah Pedagang Dapat Bantuan Modal dan Beasiswa dari Bupati Kediri

Suasana dialog pedagang dengan Pemkab Kediri.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Kediri, VIVA Jatim – Ada yang menarik saat dialog antara pedagang dengan Pemkab Kediri perihal relokasi Pasar Kandangan. Salah satu pedagang, Amir Fatah Ulumudin tangis pecah saat memperoleh bantuan usaha dan beasiswa bagi sang anak.

Pemkab Kediri Berikan Edukasi Gizi Cegah Anemia

Dalam dialog tersebut, Fatah mengutarakan kondisi keadaan dan keluh kesahnya selama menjadi pedagang. Sekaligus tentang rencana relokasi Pasar Kandangan yang akan berdampak pada pendapatan pedagang.

Fatah mengaku, tidak hanya aspek relokasi, yang perlu diperhatikan adalah shifting serta penataan pedagang menjadi permasalahan serius. Hal itu karena, tidak sedikit pedagang yang berjualan di luar area pasar. 

Pemkab Kediri Raih Penghargaan UHC Award 2024, Mas Dhito Bakal Monitor Pelayan Kesehatan

Dirinya menilai, selain memperburuk wajah Pasar Kandangan, hal ini juga menyebabkan kurangnya minat para pembeli untuk masuk ke dalam area pasar dua lantai tersebut. 

“Yang penting jenengan saget noto wong dodol isuk karo awan (yang penting Mas Dhito bisa menata penjual pagi dan siang) ” terang Fatah pada Mas Dhito diterima VIVA Jatim, Jum'at, 12 Juli 2024.

Aprindo Kritik PP Kesehatan: Jangan Campur Adukkan dengan Sektor Ekonomi

Menerima masukan dari salah satu warganya tersebut, Bupati Mas Dhito mengapresiasi dengan memberikan bantuan modal untuk pengembangan usaha sekaligus beasiswa yang diperuntukkan bagi anak pedagang kelahiran 1979 itu.

Tak berselang lama Mas Dhito tersebut menghampiri Fatah, tangis pecah Fatah sembari memeluk bupati yang menjabat sejak 2021 tersebut. Fatah menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan kepada pedagang.

"Terima kasih, semoga Pak Dhito diberikan kesehatan, diberi rezeki, lancar," ujar Fatah. 

Sementara dalam dialog tersebut, Mas Dhito mengajak pedagang Pasar Kandangan untuk berunding mengenai pengembangan pasar tersebut. Diketahui, pasar ini terakhir direvitalisasi pada 2004 silam. 

Dikatakan Mas Dhito, dalam berbagai proses pembangunan, pemerintah daerah selalu mengajak dialog masyarakatnya. Terlebih dengan rencana relokasi Pasar Kandangan ini. Pihaknya menginginkan rencana tersebut telah sesuai dengan kebutuhan para pedagang. 

“Hari ini kita berdialog, karena kami ini yang ada di pemerintah daerah tidak ingin mengambil keputusan secara sepihak," kata Mas Dhito.

Beberapa catatan hasil dialog tersebut, Mas Dhito menerangkan persoalan yang menjadi keluhan dan harapan pedagang. Diantaranya adalah keamanan pasar, kepemilikan lapak lebih dari satu, perlunya pemetaan antara pedagang basah dan kering termasuk banyaknya pedagang yang berjualan di luar area pasar. 

"Ini nanti akan kami lakukan perhitungan secara proporsional. Supaya pedagang yang diluar bisa masuk ke dalam tapi yang di dalam juga tidak terganggu," tandasnya.