Banjir Belum Surut, Pemkab Mojokerto Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Banjir belum surut di sejumlah desa di Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/M Luthfi

Mojokerto, VIVA Jatim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menetapkan status tanggap darurat bencana. Status ini ditetapkan karena sejumlah bencana alam imbas cuaca ekstrem di Kabupaten Mojokerto. 

Pemkab Mojokerto Gelontorkan Anggaran Rp 66 Miliar untuk UHC Prioritas

“SK tanggap darurat sudah ditandatangani tadi sore. Artinya, untuk kecepatan penanganan (bencana alam) sudah bisa dilakukan,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPDB Kabupaten Mojokerto Yoi Afrida Soesetyo Djati kepada wartawan, 10 Desember 2024. 

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Mojokerto, terdapat sejumlah kejadian bencana alam sejak 5 Desember 2024. Data itu meliputi bencana banjir, pohon tumbang dan tanah longsor. 

Bupati Mojokerto Targetkan Produksi Padi 319.821 Ton pada 2025

Saat ini, kata Yoi, tersisa 3 Desa di Kabupaten Mojokerto yang masih terendam banjir. Yakni, Desa Tempuran, Ngingasrembyong dan Mojoranu di Kecamatan Sooko. Menurutnya, banjir ini akibat meluapnya Avur Watudakon dan Jombok yang mengarah ke aliran Dam Sipon Pagerluyung. 

Kondisi pertemuan antara Avur Watudakon dan Jombok banyak dipenuhi tanaman eceng gondok. Sehingga menyebabkan sumbatan aliran sungai. 

Material Longsor Masih Tutup Jalur Mojokerto-Batu Via Cangar, Pembersihan Tunggu Evaluasi

“Laporan terkini di rumah ketinggian air mencapai 70 sentimeter sampai 1 meter,” ungkap Yoi. 

Dari 3 desa tersebut, sekitar 3.275 jiwa terdampak. Rinciannya, 1075 jiwa di Desa Nginasrembyong, 400 jiwa di Desa Mojoranu dan 1800 jiwa di Desa Tempuran. 

Selain rumah penduduk, banjir juga menggenangi fasilitas umum. Antara lain, sekolah, gereja dan kantor desa di Desa Tempuran.

Masih kata Yoi, sebagian warga memilih mengungsi ke rumah keluarganya yang lebih aman. Sementara, sebagian lagi mengungsi di Masjid, Balai Desa dan Dusun. “Kita juga telah menyiapkan tenda pengungsian,” tandasnya. 

Untuk penanganan banjir ini, telah didatangkan dua alat berat untuk normalisasi dan pembersihan sungai. Selain itu juga mendapat bantuan pompa portabel milik Provinsi Jatim. 

“Air nanti kita sedot dan kita buang ke Sungai Brantas. Yang jelas kebutuhan saat ini MCK portebel san dropping air bersih sangat dibutuhkan juga,” pungkasnya.