Massa Anti Militerisme Demo di Depan Grahadi Surabaya, Gaungkan Reformasi 'Ndasmu'
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Surabaya, VIVA Jatim –Front Anti Militerisme (FAM) menggelar unjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Kota Surabaya, Senin, 24 Maret 2025.
Aksi yang diikuti ribuan massa tersebut menggaungkan perlunya reformasi atas sikap birokrat tanah air yang tak mendengarkan suara rakyat. Mereka mengistilahkan dengan sebutan Reformasi 'Ndasmu'.
Salah seorang orator aksi menyebut, reformasi kini telah dikhianati. Baik oleh pejabat negeri maupun aparat keamanan, ditandai dengan sikap represif kepada masyarakat ketika unjuk rasa dilakukan.
Seperti yang terjadi di Malang, pada Minggu, 23 Maret 2025. Ketika itu massa dari Aliansi Suara Rakyat (ASURO) dibubarkan paksa petugas keamanan. Sejumlah massa aksi, jurnalis bahkan petugas medis terluka akibat kejadian itu.
"Masih ingat kemarin, ketika teman-teman kita di Malang dipukuli aparat keamanan," teriaknya.
Oleh sebab itu, ia pun menyerukan perlu digulirkannya Reformasi 'Ndasmu'.
"Reformasi 'Ndasmu'...." kompak para pengunjuk rasa.
Diketahui, pidato politik Presiden Prabowo Subianto yang menyindir pengritiknya dengan sebutan 'Ndasmu' dengan mimik mengejek dan disambar tawa pejabat pada acara perayaan Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra menjadi sorotan publik lantaran dianggap terlalu berlebihan, kekanak-kanakan dan tak pantas diucapkan seorang kepala negara.
Kata-kata 'Ndasmu' itu terlontar kala Prabowo, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, berbicara terkait tiga hal: pembentukan kabinet, makan bergizi gratis dan kedekatannya dengan mantan Presiden Joko Widodo.
Kata 'Ndasmu' berasal dari bahasa Jawa, secara harfiah berarti kepalamu. Namun, penggunaannya dalam konteks percakapan sehari-hari memiliki makna yang lebih dalam dan sering kali bersifat konotatif.