Soal Polusi Udara Jakarta, Bambang Haryo Minta Pemerintah Fokus Pemulihan Hutan

Kebakaran hutan 15 hektar
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Pengamat kebijakan publik, Bambang Haryo Soekartono (BHS), menilai analisa yang menyebutkan bahwa indeks kualitas udara Jakarta di atas 170 atau tergolong rendah karena polusi kendaraan bermotor tak sepenuhnya benar. Menurutnya, untuk mengatasi itu pemerintah juga seharusnya fokus memulihkan hutan dan mengoptimalkan program kawasan hijau.

KM Dharma Kencana V Beroperasi, Kapal Cepat Berkapasitas 1.400 Penumpang-300 Mobil

Karena analisa yang kurang akurat, BHS menyebut kemudian muncul wacana kebijakan 4 in 1, juga uji emisi gas buang akan lebih diperketat, dan bahkan muncul wacana mendorong ekosistem kendaraan listrik, kurang tepat. 

Bahkan, pimpinan daerah mewacanakan pengetatan perizinan bangunan, terutama perizinan high rise building. Ada juga kebijakan menginstruksikan warganya untuk menggunakan sepeda untuk transportasi sehari-hari dan juga muncul kebijakan kendaraan 2.400 cc harus menggunakan Pertamax Turbo. 

Mas Ipin di Festival Pengendalian Lingkungan KLHK: Ekologi-Ekonomi Beriringan

“Padahal, pengaruh oktan hanya penyumbang terkecil dari kegagalan emisi gas buang yang sebagian besar kegagalan akibat kondisi perawatan mesin dari kendaraan itu sendiri,” kata BHS dalam keterangannya diterima VIVA Jatim, Senin, 21 Agustus 2023. 

Menurut BHS, polusi udara yang menjadi penyebab kualitas udara di Jakarta rendah juga diakibatkan oleh hal lain, di antaranya kebakaran hutan. Kata alumni ITS itu, di setiap bulan Juni hingga Agustus pada saat musim kemarau panjang yang tidak ada hujan, selalu muncul polusi udara yang sangat tinggi dan melebihi ambang batas di wilayah pesisir utara Pulau Jawa, dari Jabotabek, Semarang, dan Surabaya.

Evaluasi Mudik Lebaran 2024, DLU Inspeksi Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

“Misalnya di tahun 2015 terparah, 2019 dan 2023, semuanya mengalami kabut asap akibat kebakaran hutan yang ada di Indonesia, khususnya Kalimantan, Sumatera beserta daerah lainnya yang membawa dampak kesehatan yang buruk bagi masyarakat di semua wilayah Indonesia,” ujar BHS. 

"Harusnya kita mengamati di bulan Agustus saat ini pada musim kemarau panjang, ada jutaan hektare hutan di Kalimantan, Sumatera bahkan di Jawa Barat yang mengalami kekeringan dan akhirnya terbakar akibat gesekan ranting dan lain-lain. Dan kebakaran itu terlihat ada titik nyala api berskala kecil, menengah, dan besar,” imbuh anggota DPR RI 2014-2019 itu.

Halaman Selanjutnya
img_title