Ekskavasi Situs Gapura Bajang Ratu di Mojokerto, Arkeolog Tampilkan Pagar

Proses ekskavasi situs Gapura Bajang Ratu
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi Hermansyah

Menurut para ahli, pembangunan gapura atau Candi Bajang Ratu berhubungan dengan wafatnya Raja Jayanegara pada 1328.

Oxford United, Club Milik Orang Indonesia itu Laju ke Divisi Championship, Josh Muphy jadi Pahlawan

Kitab Pararaton menyatakan bahwa, “Sira ta dhinarmeng kapopongan, bhisaka ring Crnggapura pratista ring Antawulan.”

Menurut sejarawan Belanda N.J. Krom, Crnggapura yang dimaksud dalam Pararaton sama dengan Cri Ranggapura dalam Kitab Nagarakertagama. Sedangkan Antawulan dalam Pararaton sama dengan Antarsasi dalam Nagarakertagama.

Elon Musk Tiba di Bali, Luhut Sambut dengan Semringah

Dari situ muncul kesimpulan bahwa dharma (bangunan suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Crnggapura atau Cri Ranggapura dan pratistanya (bangunan suci) berada di Antawulan atau Trowulan.

Dengan demikian, Candi Bajang Ratu diduga dibangun sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara, yang di dalam Pararaton dan Negarakertagama disebut kembali ke dunia Wisnu pada 1328.

Kronologi Perempuan Paruh Baya Tulungagung Meninggal di Samping Rumah

Pendapat tersebut didukung adanya relief Sri Tanjung dan sayap Garuda di bagian kaki gapura yang menggambarkan sebuah pelepasan. Tahun pembangunan Candi Bajang Ratu tidak diketahui pasti. Hanya saja, melihat tahun wafat Raja Jayanegara dan relief-relif yang ada, gapura ini diduga kuat dibangun pada abad ke-14.