Menengok Kemegahan Masjid Agung Darussalam Mojokerto yang Kini Berusia 131 Tahun

Masjid Agung Darussalam Mojokerto
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

“Marmer buatan lokal dari pabrik di Ngoro, Mojokerto. Hanya saja bahan baku dari lampung,” terang pria berusia 58 tahun itu.

Skor Tetap 0-1, Persela Lamongan Tutup Kompetisi Liga 2 dengan Kekalahan

Selain ukiran majapahit, ada pula pilar yang berlapis cor kuningan. Pengerajin cor kuningan ini berasal dari Boyolali, Jawa Tengah. Imam beralasan, kualitas cor kuningan ini lebih tahan lama dan mengkilau. “Permintaan kita pokoknya dibuatkan kuningan yang terbaik,” kata Syafi’i.

Masjid ini juga mempunyai beduk raksasa yang bobotnya mencapai 560 Kg. Diameter beduk raksasa ini mencapai 225 cm dengan panjang 350 cm. “Beduk ini dari Cirebon, kita inden 2 tahun. Kulitnya terbuat dari kulit sapi berbobot 1 ton 2 kuintal,” terang Syafi’i.

Rafif, Bocah Asal Tulungagung Masuk Dalam 7 Pembalap Cilik yang Lolos AHRS 2025

Bedug raksasa di Masjid Agung Darussalam Mojokerto

Photo :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Masjid ini memiliki luas 35 x 66 meter persegi, berdiridi lahan sekitar 8500 meter persegi. Sayangnya, tak banyak sisa dari bangunan lama. Syafi’i mengungkapkan, bangunan lama yang tersisa hanyalah soko guru. Menurut dia, soko guru tersebut merupakan bagian asli dari sejak Masjid Darussalam sejak didirikan tahun 1893 silam.

Laga Persela Lamongan vs Persijap Jepara Hari Ini Dilanjutkan di Sidoarjo

Masih kata Syafi’i, bangunan suko guru tetap dipertahankan karena untuk mengenang kesejarahannya. Namun, kayu reng dan gentengnya sudah diubah. Di dalam tengah suko guru terdapat tangga yang digunakan menuju puncak masjid.

“Dulu orang azan naik tangga itu, karena belum ada speaker kan. Azannya teriak dari atas situ, katanya orang dulu ya terdengar kemana-mana. Kalau sekarang mungkin tidak dengar karena jalan sudah ramai,” paparnya. 

Halaman Selanjutnya
img_title