Menengok Kemegahan Masjid Agung Darussalam Mojokerto yang Kini Berusia 131 Tahun
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
“Sementara ini (pembungunan masjid Agung Darussalam) menelan anggaran Rp32 miliar. Ini masih kurang Rp20 miliar lagi,” tutur Syafi’i kepada VIVA Jatim di pelataran Masjid Agung Darussalam, Jumat, 29 Maret 2024.
Ketika memasuki masjid merasakan nuansa kemegahan. Di dalam ruangan utama, ada kesan lega dan lapang. Hal itu tidak hanya disebabkan luasnya area tempat salat, tetapi juga rongga-rongga di bawah atap. Hampir setiap sudut masjid termasuk langit-langit kubah masjid penuh dengan hiasan kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al Qur’an.
Ornamennya bernuansa Majapahitan. Terlihat di sejumlah pilar beton pondisinya berbentuk seperti Lingga Yoni yang dibalut kayu jati berukiran motif majapahit.
“Pengrajinnya (ukiran pilar) adalah orang yang membuat istinanya pak Soeharto dari Jepara,” ungkap Syafi'i.
Terdapat 2 ukuran pilar. Setinggi 9 meter dan 3,5 meter. Syafi’i menyebut, harga masing-masing ukiran kayu jati itu pun cukup mahal. Pilar setinggi 9 meter memakan biaya Rp600 juta. Sedangkan pilar setinggi 3,5 meter Rp280 juta.
“Ciri khas ukir ornamen khas majapahit terletak pada lengkungnya. Ada 10 yang sudah jadi. Kurang 10 tiang lagi. Jadi total ada 20 tiang,” ujarnya.
Kesejukan juga terasa di dalam masjid ini. Hawa dingin terpancar dari batu marmer yang terhampar menjadi lantai seluruh ruangan. Semilir angin juga masuk dari jendela dan lubang-lubang ventilasi. Karena langit-langitnya tinggi, ruangan menjadi semakin adem.