Kisah Tukang Cukur Naik Haji

Muhammad, si tukang cukur di Asrama Haji Embarkasi Lombok
Sumber :
  • Kemenag NTB

Surabaya, VIVA Jatim – Jika di sinetron ada "Tukang Bubur Naik Haji", maka di Lombok ada kisah nyata seorang "Tukang Cukur Rambut Naik Haji". Dia bernama Muhammad (80 tahun). Ia satu diantara Jamaah Calon Haji (JCH) asal asal Kabupaten Lombok Timur.

Cerita Mufid Penjual Pentol Asal Trenggalek Calon Jemaah Haji 2024

“Tukang gunting, tukang cukur," kata Muhammad mengisahkan profesinya kepada wartawan di aula Bir Ali 2 Asrama Haji Embarkasi Lombok, pada Senin, 27 Mei 2024, kemarin.

Ia bercerita awal mula bekerja sebagai tukang cukur sejak anaknya yang pertama lahir pada 1968 silam. Saat itu tukang cukur dibilang masih sangat langka.

Berdayakan Masyarakat Rentan, Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional

Ia menekuni pekerjaannya sebagai tukang cukur hingga sekarang. Sebuah pekerjaan bagi dia yang bisa mendatangkan penghasilan yang cepat. Penghasilannya bervariasi karena ia tidak membuat tarif atau menentukan harga.

Dulu sebelum muncul banyak salon atau tempat cukur modern seperti sekarang, ia bisa mendapatkan 50.000/hari. "Kalau sekarang paling sampai 20 ribu sehari karena banyak cukur mesin,“ ujarnya. 

Raperda APBD 2025 Disetujui Jadi Perda, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas

Suami dari Mukminah ini tiap hari menabung atau menyisihkan uang hasil dari menjadi tukang cukur. Ia tabung di celengan atau tempat untuk menabung yang ia buat sendiri dalam bentuk gerobak kecil.

Setiap menabung ia niatkan untuk mendaftar haji. Puluhan tahun berlalu, saat mau menyetor haji uang di tabungan sudah mencapai Rp40 juta.

Halaman Selanjutnya
img_title