Dulu Buangan Sampah Kaca, Kini Desa Pandean Tawarkan Arum Jeram-Glamping
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Tulungagung, VIVA Jatim – Anak-anak bermain kejar-kejaran, masyarakat ramah selalu menyapa dibalut dengan senyuman saat berpapasan memakai Bahasa Jawa. Suasana pedesaan masih kentara di desa yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Adalah Desa Pandean Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Menawarkan banyak eksotisme alam dan petualangan khas pedesaan serta kebudayaan yang masih dijaga oleh penduduk.
"Pada waktu sebelum kami kelol ini sangat memprihatinkan yang berada di sini adalah dipakai untuk membuat membuang pecahan kaca," ungkap Ketua Pokdarwis Arum Dewi Pulosari, Desa Pandean, Ririn Setyo Widihastuti, Kamis, 28 September 2023.
Menurut Ririn, sepanjang sungai ada batu yang memanjang. Di situ ia menjelaskan dulu penuh dengan pecahan kaca bekas rumah tangga. Di sebelah sisi lain, digunakan membuang sampah rumah tangga.
"Limbah rumah tangga, seperti Pampers, baju bekas yang tidak dipakai dibuang ke sungai pakai," ulasnya.
Termasuk orang dulu, dikatakannya menamakan di daerah sekitar termasuk angker. Orang jarang yang beranjak ke lokasi tersebut. Ririn bersama warga lain merasa prihatin, jika lingkungan dibiarkan seperti ini pasti berdampak pada anak cucu kelak.
"Kami dan teman-teman mencoba untuk mengkonservasi sungai. Kita bersihkan dan lalu kegiatan membersihkan kita jadikan apa?," bebernya.
Ririn mengaku, jika hanya dibersihkan saja, ia yakin saat pulang, oleh masyarakat akan menjadikan sebagai tempat pembuangan sampah lagi lebih parah.
Menurutnya, banyak orang yang belum menyadari. Namun dengan edukasi yang dilakukan Ririn bersama relawan lainnya, sedikit demi sedikit masyarakat mulai menyadari. Ternyata semua ini sumber kehidupan yang tidak boleh digunakan untuk membuang sampah sembarangan.
"Kalau sekarang bisa tanya, sungai saat ini digunakan untuk river tubing, koceh kali ada river boarding, susur sungai ada. Umbah-umbah kali, masang bengkeng," terangnya.
Perempuan berkacamata ini menuturkan bawha wisata alam yang terseguh tidak menggunakan alat atau sarana. Melainkan cukup alam saja, karena dibandingkan daerah lain, salah satu keunikan juga mengedepankan kegiatan asli masyarakat.
"Kenapa di Pandean seperti ini tidak mempunyai bangunan buatan. Tapi kita memang mengedepankan kegiatan yang dipakai masyarakat sehari-hari seperti angon wedus dan seterusnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, potensi kebudayaan yang luar biasa juga ada di Desa Pandean, Kotekan Lesung yang sudah ada sejak zaman penjajahan hingga sekarang masih tetap lestari. Mengingat usia Lesung lebih dari 150 tahun dengan menabuh ibu-ibu lansia yang masih energik memainkan ritme musik membuat suasana lebih kental.
Termasuk juga ada terbang elo yang sudah langka semacam rebana, jidor, gendang panjang. Musik tradisional ini dimainkan oleh 8 orang laki-laki dengan menggunakan suara vokal melengking atau yang dinamakan ngelik. Tak semua orang yang bisa membawakan vokal tersebut karena memiliki karena perlu teknik khusus yang tinggi.
Lalu, budaya lain yaitu yang masih berkembang adalah Seni Karawitan dengan gending atau lagu-lagu tempo dulu yang disebut klenengan. Sehingga cocok untuk suasana pedesaan. Sementara untuk fasilitas Desa Wisata Pandean ada Balai pertemuan, outbound foto, kuliner, mushola, jungle trecking, kamar mandi umum, tempat makan dan area parkir.
Termasuk penginapan luas kamar homestay dari berbagai pilihan lokasi wisata. Tepat berada di RT 16 RW 03 Dusun Krajan Desa Pandean Kecamatan Dongko sudah dikelola oleh kelompok sadar wisata Dewi Arum Pulosari Desa Pandean.
Sementara di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menobatkan Desa Pandean masuk terverifikasi dalam desa wisata kategori maju pada tanggal 24 Maret 2022.
Sementara, Pendamping Astra Desa Pandean, Stefani mengungkapkan bahwa memiliki punya wisata di dekat sungai. Lalu, yang membuat terkesima adalah keramah-tamahan masyarakat sekitar.
Keramah tamahan membuat pengunjung menyatu merasakan kehidupan masyarakat. Dirinya pertama merasakan berwisata bukan hanya sekadar melihat alam cantik. Akan tetapi, pengunjung bisa lebih lama tinggal di sana dilayani oleh warga dan melakukan aktivitas sehari-hari.
"Desa Pandean keren. Membuat kriya dari bambu itu yang dilakukan disana kita apresiasi bagus dan sangat worth it," bebernya.
Menurutnya, perihal pendampingan Astra menggunakan mekanisme jangka satu tahun. Sebuah ini, pihaknya mendampingi Desa Pandean dan memberikan beberapa fasilitas pendampingan promosi-promosi membantu memperkenalkan desa wisata.
Selain itu, juga membangun koneksi jaringan jejaring desa yang lain. Lalu, untuk saran dan masukan, sebagai fasilitator pihaknya mendorong Desa Pandean bisa konsisten seterusnya akan semakin berkembang.
Sementara, untuk akses tempuh sendiri, Stefani mengungkapkan tergantung dari wisatawan. Meski sulit, namun sesuai dengan harapan dengan wisata yang diperoleh dan tidak mengurangi minat wisatawan.
"Menurut saya dibanding dengan di cerita yang lain yang jalannya berbatu-batuan, melewati lembah untuk menuju ke desa wisata. Menurut saya cukup untuk dijangkau tidak terlalu sulit," ulasnya.
Pendampingan Desa SATU Indonesia Award oleh Astra ingin mensupport di bidang pembuatan kriya. Masyarakat Desa Pandean memiliki ketekunan dan kreatifitas membuat kerajinan gelas hingga tumbler dari bambu.
Hasil karya mereka, menurut Stefani cukup bagus. Tumblr buatan dari masyarakat Desa Pandean ini akan dikembangkan lebih besar dan mudah cara pembuatan. Lantaran, selain ramah lingkungan, memberikan edukasi dan sebagai alternatif tambahan income warga setempat.
"Itu sangat unik memanfaatkan tumbuhan atau yang ada di lokal untuk menjadi bahan bernilai. Yang bisa kita berikan mesin bubut itu yang bisa kita dampingi di akhir pendampingan 2022-2023," paparnya.
Stefani berharap dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek bisa lebih memperhatikan dan berkolaborasi dengan Pokdarwis Desa Pandean. Pasalnya, warga sudah bersemangat dan pokdarwis juga sudah berjalan, saat pemerintah lebih mendukung, maka akan semakin berkembang maju.
"Mungkin lebih ke sarana prasarana bangunan sampai akses jalan. Program kita hanya sebatas membantu programpendampingan, misalnya dengan adanya program desa wisatajejaring semakin luas. Termasuk sudah kenal dengan desa-desa wisata yang lain bisa berkolaborasi," tandasnya.