Ikan Cupang Bisa Jadi Senjata Ampuh Lawan Jentik Nyamuk

Ikan Cupang.
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim –Musim hujan yang terjadi akhir-akhir ini telah memicu peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah di Jawa Timur.

Ketua TP PKK Kediri Ajak Jaga Kebersihan Guna Cegah Demam Berdarah

Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan secara mandiri, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah agar terbebas dari jentik nyamuk.

Sebagai salah satu metode pencegahan yang diusulkan oleh Kementerian Kesehatan, memelihara ikan cupang dianggap efektif. Ikan ini, yang biasa dihargai sebagai hiasan atau untuk aduan, ternyata memiliki kemampuan signifikan dalam memangsa jentik nyamuk penyebab DBD. 

Daftar Warna Baju yang Disukai dan Diabaikan Nyamuk

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ikan cupang adalah pilihan yang ekonomis dan efektif untuk strategi ini.

Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Sains Nasional Universitas Nusa Bangsa menunjukkan bahwa ikan cupang lebih efektif daripada ikan guppy dalam memangsa jentik nyamuk. Dalam sebuah pengamatan, ikan cupang dapat memakan hingga 89 jentik dalam waktu enam jam, sedangkan ikan guppy hanya memakan hingga 47 jentik dalam periode yang sama.

Kasus DBD Melonjak, Forkopimda Mojokerto Fogging Serentak di 18 Kecamatan

Rekomendasi penggunaan ikan cupang adalah meletakkannya di bak atau wadah penampungan air yang terbuka, seperti tempat penampungan air hujan, di mana mereka dapat bebas memangsa jentik yang berkembang di sana.

Lebih dari sekadar mengontrol jentik, penting bagi masyarakat untuk mengenali dan mengelola lokasi-lokasi potensial sebagai sarang nyamuk. Menurut Nadia, beberapa tempat umum di rumah, seperti bak mandi, tempat penampungan air, dan bahkan air bekas yang tertampung di bawah kaki meja atau di dalam potongan bambu, dapat menjadi habitat ideal untuk perkembangan nyamuk. 

“Oleh karena itu, mengelola tempat-tempat ini secara efektif sangat krusial dalam memerangi DBD,” katanya dilansir dari CNN Indonesia, Kamis 19 Desember 2024.

Siti Nadia juga menekankan bahwa kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus tepat sasaran. Tidak cukup hanya dengan pemangkasan pohon atau pembersihan rerumputan, karena jentik nyamuk tidak berkembang di area tersebut. 

“Masyarakat juga harus waspada terhadap waktu aktivitas puncak nyamuk, yaitu antara pukul 09.00-10.00 dan 15.00-16.00, untuk mengambil tindakan pencegahan seperti penggunaan kelambu atau repelan nyamuk,” pungkasnya.