Pengusaha Libya dan Tunisia Kunjungi Kadin Jatim, Kepincut Produk Indonesia

Pengusaha Libya dan Tunisia Kunjungi Kadin Jatim
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Menurutnya, selama ini barang yang diimpor tidak hanya dikonsumsi di Libya tetapi juga dikirim ke negara tetangga Libya seperti Tunisia, Sudan dan Mesir.

Timnas Indonesia Kalah Lagi dari Libya, Shin Tae Yong Angkat Bicara

"Karena bea masuk kecil, maka pengusaha Mesir biasanya bekerjasama dengan pengusaha Libya untuk memasukkan barangnya melalui Libya kemudian dikirim menggunakan truk ke Mesir. Saat ini Libya telah menjadi hub dan pelan-pelan perdagangan akan meningkat dengan bertambahnya keamanan dan stabilitas di Libya. Sehingga ini menjadi peluang besar bagi penguasa Indonesia utamanya yang ada di Jatim," katanya.

Pada tahun 2023, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Libya mencapai Rp 3 triliun, dengan perincian ekspor Indonesia ke Libya mencapai US$ 174 juta atau sekitar Rp 2,25 triliun dan impor Indonesia dari Tunisia mencapai Rp 750 miliar. Di tahun ini, ekspor Indonesia ke Libya ditarget naik menjadi Rp 3 triliun.

Hentikan Kebutuhan Impor, Gus Muhaimin Fokus Ciptakan Swasembada Pangan

Adapun komoditas ekspor yang dibutuhkan di Libya diantaranya adalah makanan dan minuman kaleng seperti tuna kaleng, kopi olahan, suku cadang mobil, kertas, alat kantor dan alat rumah tangga, furniture dan barang elektronik.

"Memang saat ini ada kendala di Laut Merah, sehingga pengiriman menjadi sangat mahal dan penerimaan barang dari Indonesia ke Libya menjadi mahal. Sebelum kasus Laut Merah, biaya pengiriman hanya mencapai US$ 2.500 per 20 feet, sekarang sudah mencapai US$ 6.000 per 20 feet sehingga ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Tetapi kami berharap, Ini cepat selesai sehingga target ekspor ke Libya bisa tercapai," tegas Dede.

Bukan Praktik Politik Uang, Gus Miftah Bagi-bagi Uang Milik Haji Her Madura

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan sangat senang dan mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada pengusaha Jatim untuk melakukan one on one business meeting dengan pengusaha Libya dan Tunisia.

"Saat ini permintaan dari pasar tradisional sudah turun, seperti pasar Amerika dan Eropa, sehingga kami mendorong pelaku usaha di Jatim untuk masuk ke pasar non tradisional seperti Afrika Utara atau Libya," kata Adik.

Halaman Selanjutnya
img_title