PBNU Tak akan Berhenti sampai Berhasil ‘Ambil Alih’ PKB, Kata Gus Yahya

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di PCNU Surabaya.
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa organisasinya tidak akan berhenti melakukan ikhtiar sampai berhasil mengembalikan kepemimpinan ulama di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Ribuan Warga NU Doakan Keselamatan dan Kedamaian Sumenep di Puncak Hari Santri 2024

“Tidak akan berhenti sampai berhasil. Mandat dari kiai adalah bahwa kami harus terus berikhtiar dan tidak boleh berhenti sampai berhasil,” kata Gus Yahya di sela pertemuan kiai dan ulama se Indonesia dengan PBNU di kantor PCNU Surabaya pada Senin, 19 Agustus 2024.

Gus Yahya menegaskan, Pansus PKB bentukan PBNU adalah suatu ikhtiar untuk mengembalikan PKB ke jalur yang diinginkan oleh para ulama dan kiai NU. Dalam konteks ini, NU berada di posisi sebagai masyarakat sipil yang berupaya memperjuangkan aspirasi agar kepemimpinan ulama NU dikembalikan oleh PKB. 

Drama Kolosal Resolusi Jihad NU bakal Meriahkan Hari Santri 2024 di Tugu Pahlawan

“Kami tadi melaporkan kepada kiai sepuh yang hadir dari seluruh Indonesia tadi, dan kemudian para kiai secara penuh memerintahkan kepada kami untuk melanjutkan ikhtiar-ikhtiar itu sampai sungguh-sungguh bisa tercapai agregasi dari aspirasi para kiai itu, yaitu dikembalikannya kepemimpinan ulama dalam PKB,” tandas Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, sebagai masyarakat sipil, upaya yang dilakukan PBNU tersebut dibenarkan oleh hukum. “Sesudah ini kami akan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar yang sesuai dengan kedudukan NU sebagai civil society, bagian dari masyarakat sipil, yang dibenarkan oleh tata negara maupun oleh hukum,” ujarnya.

Hari Santri 2024, Momen Penting Mengenang Fatwa Resolusi Jihad NU

Lalu seperti apa langkah teknis yang akan dilakukan PBNU untuk mengambil alih PKB? Apakah dengan menggelar Muktamar PKB tandingan? Gus Yahya mengatakan bahwa PBNU tidak merencanakan muktamar tandingan untuk mengambil alih PKB.

“Itu sebetulnya bukan urusan kami, itu urusan internal PKB soal kepemimpinan. Soal siapa jadi pemimpin dan lain-lain, itu urusan internal PKB. Tapi kami mendesak kepada PKB agar mengembalikan kepemimpinan ulama, karena dulu PKB didirikan oleh NU dengan mandat sebagai wadah kepemimpinan ulama dalam politik,” kata Gus Yahya.

Sementara itu, Ketua Tim Pansus PKB bentukan PBNU, KH Anwar Iskandar, mengatakan, pertemuan para kiai seluruh Indonesia di Surabaya adalah untuk menguatkan pemahaman tentang sejarah NU dan PKB. “Pertama, bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki hubungan NU dan PKB ini adalah sebuah langkah organisatoris yang didasari atas berbagai fakta-fakta sejarah, yang dilakukan sebelum partai itu dilahirkan,” katanya.

Aspirasi tersebut kemudian ditampung PBNU dan terbentuklah tim 5 yang diketuai KH Ma’ruf Amin. Setelah itu lahirlah PKB. “Dimulai dari aspirasi para kiai-kiai dari seluruh Indonesia, yang waktu itu berkumpul di Jawa Timur di Langitan, Jawa Tengah di Rembang, Jawa Barat dan menyampaikan aspirasinya kepada PBNU agar PBNU mendirikan partai,” ujar Kiai Anwar Iskandar.

PBNU, lanjut Kiai Anwar Iskandar, kemudian menginstruksikan kepada PWNU di seluruh Indonesia dan cabang-cabang, agar memfasilitasi PKB seluruh Indonesia. “Keterangan saya ini artinya menguatkan sebuah realitas bahwa hubungan antara partai politik ini, namanya PKB ini, adalah hubungan kesejahteraan, hubungan organisatoris, hubungan ideologis, dan lain-lain,” tandasnya.

Dengan begitu, kata Ketum MUI itu, apabila ada yang menyampaikan bahwa PKB dengan NU tidak memiliki hubungan, maka itu adalah pernyataan ahistoris. Pada perjalanannya dan kini, papar Kiai Anwar Iskandar, terjadi penyimpangan-penyimpangan di tubuh PKB yang keluar dari keinginan para pendiri PKB dari NU.